Penelitian tentang Pembuatan arang aktif dari ampas tebu untuk adsorpsi rhodamin B dan zat warna merah dari limbah kain tenun sarung samarinda telah dilakukan. Penentuan luas permukaan arang sebelum dan sesudah aktivasi dengan metode methylene blue masing-masing diperoleh sebesar 176,1918 m2 /g dan 180,2635 m2 /g, karakterisasi dengan Fourier Transform Infra Red (FT-IR) pada arang aktif sebelum dan sesudah aktivasi menunjukan bahwa terdapat adanya C–H aromatik, C=O, C=C dan C–O, berdasarkan hasil karakterisasi X-ray Diffraction (XRD) menunjukkan arang aktif sebelum dan sesudah aktivasi memberikan pola yang sama, pada difraksi sudut 2θ 20,99o sampai 37,77o terlihat adanya puncak melebar yang menandakan arang aktif sebelum dan sesudah mempunyai struktur amorf. Analisis kualitas arang setelah aktivasi diperoleh kadar air sebesar 5%; kadar abu 4,20% dan volatile mater 29,44%. Penggunaan arang aktif untuk adsorpsi zat warna merah rhodamin B dan zat warna merah dari limbah pencelupan benang tenun sarung Samarinda menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan dilakukan: variasi waktu kontak, variasi berat adsorben. Waktu kontak optimum adsorpsi rhodamin B 50 ppm pada menit ke 45 dengan %adsorpsi 55,31% dan pada zat warna merah dari limbah pencelupan ulang benang tenun sarung Samarinda pada menit ke 30 dengan %adsorpsi 66,410%.Optimasi variasi berat adsorben pada zat warna rhodamin B optimum pada berat 0,2 g dengan konsentrasi 50 ppm diperoleh %adsorpsi 78,474% dan pada zat warna merah dari limbah pencelupan ulang benang tenun sarung Samarinda optimum pada berat 0,2 g dengan konsentrasi 14 ppm diperoleh %adsorpsi 93,387%. Adsorpsi zat warna rhodamin B pada arang aktif ampas tebu mengikuti isoterm Langmuir dengan nilai kapasitas adsorpsi sebesar 2,8481 mg/g.
Kata kunci: Ampas Tebu, Arang Aktif, Adsorben, Limbah Kain Tenun Sarung Samarinda.