Pemutusan Hubungan Kerja adalah salah satu hal dalam dunia ketenagakerjaan yang paling dihindari dan tidak diinginkan oleh para pekerja/buruh, pengusaha maupun pemerintah. PHK sering kali menimbulkan ketidakpuasan bagi pekerja maupun perusahaan dikarenakan masing-masing pihak memiliki sudut pandang yang berbeda tentang aturan ketenagakerjaan, sehingga sering menimbulkan konflik antara para pihak. Pengusaha mempunyai kekuasaan yang lebih besar sehingga mendominasi terhadap pekerja/buruh. Urusan pemerintah di bidang ketenagakerjaan dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja, yang merupakan salah satu tugas Dinas Tenaga Kerja dalam hal penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial juga mengatur tata cara pelaksanaan PHK sehingga sebagai acuan untuk pekerja mencermati keputusan PHK yang di lakukan oleh pihak pengusaha.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan Socio legal research, pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara melakukan wawancara terhadap Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda, menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, yang terkait dengan permasalahan yang diangkat dengan melakukan studi kepustakaan dari literatur buku-buku hukum dan peraturan perundang-undangan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah kurangnya pemahaman dari pekerja atau serikat pekerja/serikat buruh tentang Undang-undang Ketenagakerjaan dan prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, yang dimana undang-undang tersebut dapat melindungi serikat pekerja/serikat buruh itu sendiri. Dengan banyaknya perusahaan dibanding dengan jumlah mediator sangat kurang memadai, sehingga menjadi salah satu penghambat dalam proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial terhadap kasus pemutusan hubungan kerja yang terjadi di Kota Samarinda.