Curah hujan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh letak geografis, angin monsun, dan fenomena El-Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh fenomena ENSO dan IOD terhadap curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan timur. Data yang digunakan pada penelitian ini selama 30 tahun (1989-2019) di tiga bagian wilayah Indonesia diwakili oleh 2 stasiun bagian barat yaitu Aceh dan Jakarta, wilayah tengah diwakilkan oleh Balikpapan dan Makassar, wilayah timur Kupang dan Papua. Metode yang digunakan pada penelitian adalah analisis spektral dengan algoritma FFT dan korelasi silang. Dari hasil diperlihatkan bahwa pada saat kejadian El Nino Suhu Permukaan Laut (SPL) di wilayah Indonesia nilai rata-rata curah hujan < 200 mm di semua stasiun sedangkan pada kejadian La Nina SPL meningkat di wilayah Indonesia sehingga menimbulkan hujan lebih deras dari pada keadaan normalnya nilai rata-rata curah hujan > 200 mm di semua stasiun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengaruh ENSO terhadap curah hujan di wilayah Indonesia yang paling dominan adalah kejadian La Nina dengan koefisien korelasi bernilai negatif. Sedangkan, pengaruh IOD lebih dominan saat kejadian IOD (-) dengan koefisien korelasi bernilai negatif, dan pengaruh IOD terhadap curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat masuk dalam kategori tinggi. Untuk di wilayah tengah, pengaruh ENSO masuk dalam kategori cukup tinggi, dan pada wilayah timur pengaruh ENSO masuk dalam kategori tinggi.


Kata Kunci: Curah Hujan, ENSO, IOD, Korelasi