Body Shaming merupakan bentuk dari tindakan mengomentari fisik, penampilan, atau citra diri seseorang baik dilakukan oleh orang lain ataupun terhadap diri kita sendiri. Kota Samarinda menyatakan bahwa sebanyak 23% siswa memiliki tingkat tindakan perundungan tinggi dan 39% tingkat tindakan perundungan sedang, data tersebut termasuk dengan tindakan body shaming yang dilakukan. Untuk mengatasinya diperlukan pendidikan kesehatan yang menarik dan mudah dimengerti oleh siswa sebagai bentuk upaya pencegahan perilaku body shaming di sekolah. Salah satu upaya pendidikan kesehatan adalah melalui pemutaran media audio visual di sekolah.

Pemutaran media audio visual secara daring (online) mengenai bahaya perilaku body shaming terhadap gangguan makan dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa SMP Negeri 31 Samarinda. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan pre experiment, dengan rancangan one group pre test and post test design. Penelitian dilaksanakan di SMPN 31 Samarinda dengan jumlah sampel 44 siswa. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil analisis data menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah pemberian intervensi pemutaran media audio visual, yaitu (p value < 0,05).

Disimpulkan bahwa media audio visual efektif dalam meningkatkan pengetahuan, dan sikap siswa dalam mencegah perilaku body shaming. Diharapkan pihak sekolah dapat melaksanakan pendidikan kesehatan melalui media audio visual secara berlanjut untuk mencegah terjadinya perilaku body shaming di sekolah.