AGMI BAGUS KARTIKO. Karakteristik Minyak Atsiri Daun Melaleuca leucadendra L. dan Aktivitasnya terhadap Radikal Bebas. (Dibimbing oleh Harlinda Kuspradini dan Enih Rosamah). Hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari hutan. Minyak kayu putih yang berasal dari jenis Melaleuca merupakan salah satu HHBK yang banyak digunakan untuk bahan berbagai produk kesehatan atau farmasi sehingga menjadi produk yang banyak dicari. Studi literatur menunjukkan bahwa Melaleuca leucadendra memiliki manfaat yang besar di bidang farmaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur nilai rendemen dan menganalisis sifat fisiko kimia serta aktivitas antioksidan dari minyak atsiri M. leucadendra L. yang berasal dari empat lokasi di Kabupaten Paser yaitu Rantau Panjang, Padang Pangrapat, Jone, dan Pondong Baru. Minyak atsiri diperoleh melalui proses penyulingan dengan metode air dan uap atau sistem kukus. Karakteristik sifat fisik minyak atsiri dianalisis meliputi warna secara visual dan indeks bias dengan menggunakan hand refractometer.
Karakteristik sifat kimia dianalisis menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrophotometry (GC-MS). Aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode ABTS (2,2-azinobis (3- ethylbenzothiazoline-6-sulfonic acid)) dan DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) pada konsentrasi 6,25-100 ppm dengan ascorbic acid sebagai kontrol positif. Hasil penyulingan minyak M. leucadendra L. dari empat lokasi menunjukkan nilai rendemen yang bervariasi, yaitu 0,030%, 0,104%, 0,066%, dan 0,031%. Warna minyak atsiri yang diamati juga memiliki hasil yang bervariasi dari kuning hingga oranye dan kisaran indeks bias yang diperoleh adalah 1,429-1,450. Hasil pengujian antioksidan menggunakan metode DPPH menunjukkan hasil yang kurang baik (7,76%-18,17%). Nilia terendah yaitu 7,76% diperoleh pada lokasi Jone dengan konsentrasi 6,25 ppm, sedangkan untuk yang tertinggi yaitu 18,17% diperoleh pada lokasi Pondong Baru dengan konsentrasi 100 ppm. Hasil pengujian dengan metode ABTS menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan dengan DPPH yaitu berkisar antara 44,1% sampai 74,5%. Untuk nilai terendah yaitu 44,1% ditemukan pada lokasi Rantau Panjang pada konsentrasi 6,25 ppm, sedangkan untuk yang tertinggi yaitu 74,5% ditemukan pada lokasi Padang Pangrapat pada konsentrasi 100 ppm. Berdasarkan hasil penelitian ini minyak atsiri M. leucadendra L. dari Kalimantan Timur berpotensi sebagai sumber antioksidan alami.
Kata Kunci : Melaleuca leucadendra, Sifat Fisikokimia, Rendemen, Antioksidan.