Keberadaan industri pertambangan batubara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat setempat salah satunya adalah efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah proses absorbsi dan pembuangan radiasi inframerah oleh bermacam gas di atmosfer. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dampak lingkungan yang dihasilkan dan besaran nilainya, mengetahui jenis kegiatan yang menghasilkan emisi tertinggi dan analisis perbaikan dari dampak lingkungan yang dihasilkan dari emisi CO2, CH4, N2O, CO, SO2 dan NO2 terhadap lingkungan.
LCA (Life Cycle Assessment ) adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk mengevaluasi dampak yang dihasilkan dari suatu proyek, produk, atau jasa terhadap lingkungan. Salah satu industri yang menerapkan LCA adalah industri pertambangan batubara, termasuk PT. Internasional Prima Coal. Analisis yang dilakukan di PT. Internasional Prima Coal adalah menentukan unit proses yang menghasilkan dampak tertinggi terhadap lingkungan (hotspot) dan menentukan saran perbaikan yang tepat. Menurut (ISO 14040, 2006) terdapat beberapa tahapan dalam melakukan LCA, yaitu menentukan goal and scope, life cycle inventory, life cycle Impact Assessment dan interpretation.
Hasil analisis diketahui bahwa unit proses hauling overburden menghasilkan dampak tertinggi dengan kategori dampak global warming (GWP 100) dengan nilai 31,8 kg CO2 eq, nilai ini merupakan nilai tertinggi dibandingkan kategori dampak lainnya. Emisi CO2 adalah parameter utama dalam membentuk kategori dampak global warming (GWP 100). Nilai ini berdasarkan stripping ratio sebesar 11,54 BCM/Ton. Saran rekomendasi perbaikan untuk PT. Internasional Prima Coal adalah menanam jenis tanaman yang memiliki daya serap CO2 tertinggi dan diwajibkan untuk menerapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 41 tahun 2018.