Daun kunyit putih (curcuma manga) merupakan tumbuhan yang dapat di jumpai di berbagai daerah di Indonesia yang sering di gunakan dalam bumbu dapur maupun di gunakan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase rendemen, mengidentifikasimetabolit sekunder, mengetahui adanya aktivitas antibakteri, mengetahui konsentrasi terbaik sebagai antibakteri serta mengetahui bagaimana potensi antibakteri dari ekstrakdaun kunyit putih yang dibandingkan dengan antibiotik. Sampel dimaserasi menggunakan pelarut metanol sertadifraksinasi menggunakan pelarut n-heksan, dan etil asetat. Identifikasi metabolit sekunder dilakukan menggunakan uji kualitatif dengan mereaksikan sampel denganreagen khas. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar terhadap bakteri Escherichia coli, danStaphylococcus aureus.Persentase rendemen yang didapatkan untuk ekstrak metanol sebesar 3,58%, fraksi n-heksan 1,59%, dan fraksi etil asetat 1,17%. Hasil identifikasi pada ekstrak methanol terdapat Alkoloid, steroid, flavonoid, tannin dan fenolpada fraksi etil asetat terdapat senyawa flavonoid,tannin,dan fenol, pada fraksi n-heksan terdapat senyawa alkaloid, steroid dan flavonoid. Hasil pengujian antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak kunyit putih memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Konsentrasi terbaik ekstrak metanol kunyit putih sebagai antibakteri terhadap bakteri E. coli, sebesar 20%, S. aureus sebesar 25%. Pada fraksi n-heksan untuk bakteri E. coli, dan S. aureus 25%. Pada fraksi etil asetat untuk bakteri E. coli dan, S. aureus sebesar 25%. Potensi antibakteri kloramfenikol lebih besar dibandingkan dengan ekstrak kunyit putih
Kata kunci : Antibakteri,daun kunyitputih,Curcuma Mangga.