Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat toksisitas akut limbah cair tahu yang dinyatakan dengan LC50- 96 jam, dan menganalisis perubahan histopatologi insang mas, pola renang dan frekuensi pernapasan pada ikan mas (Cyprinus carpio L) yang terpapar limbah industri tahu. Penelitian dilakukan pada bulan Februari - Juni 2020 di Laboratorium Toksikologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman. Prosedur uji toksisitas akut yang dijelaskan dalam USEPA (2002) terdiri dari Uji pendahuluan yang kemudian dilanjutkan dengan uji lanjutan. Konsentrasi limbah cair tahu pada uji lanjutan adalah 0% (kontrol); 0,4%; 0,8%; 1%; dan 1,2% dengan 3 kali ulangan selama 96 jam waktu dedah. Analisis data menggunakan Analisis Probabilitas Unit (Probit) untuk mendapatkan nilai LC50. Pembuatan histopatologi dilakukan dengan metode parafin, fiksatif dengan larutan bouin dan diwarnai dengan Hematoxylin –Eosin, analisis perubahan histopatologi insang secara deskriptif. Analisis pola renang dan frekuensi pernafasan menggunakan analisis visual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 96h-LC50 limbah cair tahu adalah 0,8% yang berarti limbah cair industri tahu dapat berpengaruh terhadap kematian hewan uji 50% dengan konsentrasi 0,8% dan nilai TUa yang diperoleh sebesar 125 dan pada kategori toksisitas akut sangat tinggi. Perubahan histopatologi insang akibat paparan limbah cair tahu adalah edema, hiperplasia, pendarahan, nekrosis dan fusi lamella sekunder. Pola renang berubah dan frekuensi respirasi meningkat setelah pemaparan limbah tahu selama 96 jam.
Kata kunci: Toksisitas, akut, tahu, air limbah, histopatologik, insang, ikan mas