Banyak ditemukan kecelakaan yang menimpa pekerja berkaitan dengan pekerjaan dan kondisi tempat kerja yang berbahaya. Manajemen risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Bengkel CV. Manarang bergerak di bidang pembuatan berbagai macam barang seperti alat bor kering, konstruksi baja, dan lain-lain. Kondisi bengkel dengan area sekitar 80 m2 memiliki ruang kerja yang terbatas. Hal ini dikarenakan banyak mesin yang digunakan serta penempatan peralatan yang tidak teratur. Alat bor kering adalah alat yang digunakan untuk mengebor tanah, terbuat dari baja karbon. HIRARC (Hazard Identification, and Risk Assessment and Risk Control) adalah metode yang dimulai dari menentukan jenis kegiatan kerja yang kemudian mengidentifikasi sumber bahaya sehingga didapatkan level risiko dan pengendaliannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya, menilai risiko, dan mengendalikan risiko yang ada di CV. Manarang. Terdapat empat level risiko K3 yaitu level rendah, sedang, tinggi, dan ekstrim. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap seorang pemilik bengkel dan seorang pekerja, maka didapatkan 28 potensi bahaya. Pada penelitian ini terdapat 8 level risiko rendah, 13 level risiko sedang, 7 level risiko tinggi, dan tidak terdapat level risiko ekstrim. Level risiko rendah yaitu tersandung kabel, mengangkat pipa poros, dan terhirup bau cat. Level risiko sedang yaitu kebisingan, tersengat listrik, dan terpapar panas. Level risiko tinggi yaitu terhirup bau asap blander, terkena percikan las, dan tertimpa material plat baja. Pengendalian risiko yang dilakukan adalah pengendalian administratif berupa perubahan posisi dan prosedur kerja. Selain itu juga penggunaan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan aktivitas kerja.
Kata Kunci : Risiko, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Bahaya, Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC).