DEDI HARYADI, PENGAWETAN KAYU TERAP (Arthocarpus elasticus REINW) MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET TEMBAGA SULFAT (CuSO4) PADA KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN YANG BERBEDA. (Dibawah Bimbingan Edy Budiarso dan Zainul Arifin).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai retensi bahan pengawet Tembaga Sulfat (CuSO4) pada kayu Terap (Arthocarpus elasticus REINW) dengan lama perendaman dan konsentrasi yang berbeda serta ketahanannya terhadap serangan rayap tanah (Subterranean termites). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengeringan dan Pengawetan Kayu, Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman Samarinda. Data diolah menggunakan faktor 3x3 dengan 10 kali ulangan. Parameter yang diukur adalah retensi , dan uji ketahanan terhadap serangan rayap tanah (Subterranean termites) dengan menggunakan lama perendaman 1 hari, 2 hari, dan 3 hari dengan konsentrasi 1%, 3%, dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rataan kadar air kering udara pada kayu terap (Arthocarpus elasticus REINW) diperoleh nilai sebesar 14,09 %, kerapatan kering udara diperoleh 0,50 kg/m3 dan kerapatan kering tanur diperoleh nilai sebesar 0,45 kg/m3. Lama perendaman dan konsentrasi berpengaruh sangat signifikan terhadap nilai retensi bahan pengawet, semakin lama dilakukan perendaman dan semakin besar konsentrasi pengawet tembaga sulfat (CuSO4) yang digunakan, maka semakin tinggi pula nilai retensinya. Retensi tertinggi dicapai pada perendaman 3 hari konsentrasi 5% sebesar 3,556 kg/m3, kemudian disusul oleh perendaman 2 hari konsentrasi 3% sebesar 2,619 kg/m3, dan yang terendah pada perendaman 1 hari konsentrasi 1% sebesar 1,868 kg/m3. Pengawetan kayu terap dengan menggunakan tembaga sulfat dengan pelarut air pada konsentrasi 1, 3, 5% dengan lama perendaman 1 hari, 2 hari, 3 hari kurang efektif mencegah serangan rayap tanah.