Potensi kelapa sawit di Indonesia terbilang melimpah terutama di Kalimantan Timur. Dengan kemajuan teknologi, abu boiler dari pabrik kelapa sawit dapat diolah lebih lanjut. Abu dari boiler memiliki kandungan Silikon Dioksida yang dapat di jual kembali. Dari hal tersebut, produksi Silikon Dioksida akan menjadi suatu industri yang prospektif bagi pelaku usaha untuk berinvestasi, serta mengurangi impor Silikon Dioksida yang dilakukan Indonesia. Silikon Dioksida ini akan diproduksi dengan kapasitas 30.000 ton/tahun dengan kebutuhan bahan baku dan penunjang yaitu berupa abu boiler 48.114,7427 ton/tahun, NaOH 194.396,4673 ton/tahun dan HCl 175.224,6255 ton/tahun.

Proses produksi Silikon Dioksida dari abu limbah pabrik kelapa sawit dibagi menjadi 4 tahap, yaitu tahap persiapan bahan baku yang berupa abu boiler di ekstraksi menggunakan air dengan perbandingan 1:2 untuk menghilangkan kandungan CaO, MgO dan K2O, kemudian bahan baku di ekstraksi kembali menggunakan NaOH 10% dengan perbandingan 1:4 agar membentuk natrium silikat dan natrium aluminat, pada proses ini terjadi pada pH 12,7264. Kemudian tahap reaksi yaitu antara natrium silikat dan natrium aluminat direaksikan menggunakan HCl 1 M dimana pada proses ini menggunakan pH 7 agar dihasilkan Silikon Dioksida. Tahap pemisahan dan pemurnian menggunakan filter press dengan pencucian menggunakan air, lalu dikeringkan cake untuk menghilangkan kandungan airnya dengan rotary dryer. Tahap akhir yaitu Silikon Dioksida di screening dengan ukuran 200 mesh, kemudian dimasukkan di karung 100 kg dan disimpan di gudang penyimpanan.

Pabrik ini direncanakan akan didirikan di Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara dengan jumlah karyawan sebanyak 166 orang dan luas tanah sekitar 32.360 m2, kebutuhan air pabrik di utilitas sebesar 99,0840 m3/jam dan kebutuhan listrik sebesar 2.947,3766 kW.
Dari evaluasi ekonomi, pabrik Silikon Dioksida ini membutuhkan modal tetap (Fixed Capital Investment) sebesar Rp. 718.506.456.569 dan modal kerja (Working Capital Investment) sebesar 179.626.614.142. Pabrik ini memiliki nilai POT sebelum pajak 3,1329 tahun dan sesudah pajak sebesar 3,7822 tahun. BEP sebesar 50,53%, SDP 21,47% dan IRR sebesar 24,07%.