Interaksi sosial sangat penting bagi anak dengan autisme. Interaksi sosial anak penyandang autisme merupakan sesuatu yang memberikan kemudahan dan kekuatan pada dirinya untuk menyampaikan maksud dan tujuan yang yang diinginkannya. Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya ilmu penanganan interaksi sosial anak penyandang autis baik di rumah dan di sekolah, yang diharapkan permasalahan tersebut bisa dibantu penyelesaiannya oleh tempat terapi yang baik dan mumpuni dalam mengintervensi interaksi sosial anak penyandang autisme. Focus penelitian ini adalah bagaimana bentuk intervensi interaksi sosial anak penyandang autisme dan bagaimana pelaksanaannya dalam mengintervensi anak penyandang autisme di UPT. Pusat Layanan Autis Kota Samarinda Tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk intervensi interaksi sosial anak penyandang autisme serta pelaksanaannya dalam intervensi interaksi sosial anak penyandang autisme di UPT. Pusat Layanan Autis Kota Samarinda Tahun 2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif diama fokus penelitiannya yaitu intervensi interaksi sosial anak penyandang autisme. Penelitian ini dilaksanakan di UPT. Puat Layanan Autis Kota Samarinda pada bulan Oktober hingga Desember 2019 dengan subjek peelitian 4 orang yang meliputi 1 terapis terapi okupasi, 1 terapis terapi wicara, 1 terapis terapi sensori integrasi, dan 1 terapis terapi perilaku. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai pendukung.Teknik analisis datanya meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini penanganan intervensi interaksi sosial anak penyandang autisme di UPT. Pusat Layana Autis Kota Samarinda dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu tahap identifikasi, tahap assessment, tahap plan intervensi, dan tahap intervensi. Adapun intervensi yang diberikan antaralain terapi okupasi, terapi sensori integrasi, terapi perilaku, dan terapi wicara. Dalam pelaksanaanya intervensi interaksi sosial anak disesuaikan dengan kebutuhan anak itu sendiri. Kebutuhan setiap anak berbeda-beda. Terdapat juga beberapa hambatan dalam pelaksanaan intervensi tersebut seperti kurangnya minat belajar dan suasaa hati anak yang mudah berubah-ubah serta kendala yang dihadapi terapis yaitu kepatuhan anak terhadap instruksi yang diberikan oleh terapis. Adanya penelitian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan sosial anak untuk lebih mengetahui tindakan intervensi yang dapat diberikan untuk anak penyandang autisme.