PENGAWETAN KAYU TERAP (Arthocarpus elasticus Reinw) DENGAN METODE PERENDAMAN DINGIN DAN PERENDAMAN PANAS DINGIN PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET TEMBAGA SULFAT ( CuSO4 )
Anselmus Agen,Pengawetan Kayu Terap (Arthocarpus elasticus REINW) Menggunakan Bahan Pengawet Tembaga Sulfat (CuSO4) Dengan Metode Perendaman dingin dan panas dingin (Dibawah bimbingan Zainul Arifin dan Irvin daydi,).
Kayu merupakan salah satu sumber daya alam yang paling banyak di- gunakan di Indonesia sejak dahulu hingga sekarang, akan tetapi kayu yang memiliki keawetan tinggi jumlahnya sangat terbatas dibandingkan dengan kayu yang memiliki keawetan rendah. Seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan dan perkembangan industri di Indonesia. Kayu yang kelas keawetannya rendah dapat dioptimalkan dengan cara pemberian perlakuan pengawetan, sehingga dapat terhindar dari serangan perusak kayu seperti, jamur, serangga, bakteri dan binatang laut (marine borers), agar kayu kelas awet rendah dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai retensi dan keefektifan bahan pengawet Tembaga Sulfat (CuSO4) terhadap serangan rayap tanah (Subteranean termites) pada kayu Terap (Arthocarpus elasticus REINW) dengan metode pengawetan dan konsentrasi bahan pengawet yang berbeda.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengeringan dan Pengawetan Kayu, Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman Samarinda. Seluruh data diolah menggunakan pola percobaan 3 x 2 dalam rancangan faktorial acak lengkap dengan 10 kali ulangan. Parameter yang diukur adalah retensi, uji kehilangan berat % dan uji efektifitas pengawet Tembaga Sulfat (CuSO4) terhadap serangan rayap tanah (Subteranean termittes) dengan menggunakan metode perendaman dingin, perendaman panas dingin, dan konsentrasi 1%, 3%, dan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rataan kadar air kering udara pada kayu Terap (Arthocarpus elasticus REINW) diperoleh nilai sebesar 13,80 %, kerapatan kering udara 0,50 g/cm3 dan kerapatan kering tanur 0,45 g/m3. Konsentrasi bahan pengawet menunjukkan adanya pengaruh yang sangat signifikan terhadap nilai retensi. Nilai rataan retensi tertinggi dicapai pada metode perendaman panas dingin dengan konsentrasi 5% sebesar 1,114 kg/m3, sedangkan nilai rataan retensi terendah dicapai pada metode perendaman dingin dengan konsentrasi 1% sebesar 0,106 kg/m3. Perlakuan pengawetan dengan menggunakan metode pengawetan dan konsentrasi bahan pengawet yang berbeda telah mampu menurunkan kehilangan berat.
Metode pengawetan dan konsentrasi bahan pengawet memberikan pengaruh terhadap nilai retnsi,semakin lama kayu direndam dan semakin banyak udara yang keluar dari rongga-rongga sel maka akan menyebabkan nilai retensi bahan pengawet semakin tinggi dan semakin tinggi konsentrasi maka akan menghasilkan nilai retensi yang baik.
Ketersediaan
Detail Information
Judul | PENGAWETAN KAYU TERAP (Arthocarpus elasticus Reinw) DENGAN METODE PERENDAMAN DINGIN DAN PERENDAMAN PANAS DINGIN PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET TEMBAGA SULFAT ( CuSO4 ) |
---|---|
Pengarang | ANSELMUS AGEN - Personal Name |
No. Panggil | SKRIPSI ANS p 2020 |
Subyek | Kata Kunci : Return Saham, Frekuensi Perdagangan, |
Bahasa | Indonesia |
Tempat Terbit | Universitas Mulawarman |
Tahun Terbit | 2019 |
Penerbit | Fakultas Kehutanan |
Jurusan | kehutanan |
Lampiran Berkas | LOADING LIST... |
DIGITAL LIBRARY