Mohammad Arif Kushariadi. Kandungan Beberapa Polutan pada Daun Kiara Payung (Filicium decipiens) di Kota Samarinda (dibimbing oleh Muhammad Syafrudin dan Karyati).
Pencemaran udara merupakan masuknya zat pencemar ke dalam udara yang disebabkan secara alamiah atau aktivitas manusia. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari industri, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, dan kebakaran hutan. Tumbuhan kiara payung (Filicium decipiens) mampu mengabsorpsi beberapa jenis polutan dengan efektif, sehingga dapat berperan dalam membersihkan atmosfer dari polusi. Namun demikian, keefektifan tanaman dalam menyerap polutan akan semakin berkurang dengan peningkatan konsentrasi polutan. Dampak lanjutannya adalah terganggunya fungsi tanaman dalam lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar kandungan polutan timbal (Pb), besi (Fe), mangan (Mn) dan kadar debu pada daun kiara payung (Filicium decipiens) berdasarkan kategori lokasi yang berbeda di Kota Samarinda. Metode yang digunakan yaitu destruksi basah yang dibaca dengan analisis AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) dan untuk kadar debu yaitu menggunakan hasil timbang dari berat debu yang kemudian dibagi dengan luas daun yang digambar pada kertas milimeter blok. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan besaran kandungan polutan yang terserap. Kandungan polutan timbal (Pb) terbesar berada di Jalan Basuki Rahmat (sampel 8) yaitu 44,31 mg/kg, kandungan polutan besi (Fe) terbesar berada di Jalan Ir. H. Juanda (sampel 7) yaitu 1.340,23 mg/kg, kandungan polutan mangan (Mn) terbesar berada di Jalan Kedondong (sampel 4) yaitu 34,32 mg/kg, sedangkan kandungan polutan debu terbesar berada di Jalan Basuki Rahmat (sampel 8) yaitu 43,5×10-4 gr/cm3. Perbedaan besar kandungan polutan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu dimensi pohon, frekuensi kendaraan, suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan kecepatan angin.
Kata kunci: Dimensi pohon, Kadar debu, Kiara payung (Filicium decipiens), Pencemaran, Polutan.