Kebutuhan energi terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan energi yang tidak sebanding dengan ketersediaan energi fosil sebagai sumber energi utama bagi dunia. Hal ini tidak hanya mengakibatkan pemanasan global, tetapi juga mempengaruhi perekonomian. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, perlu upaya pencarian sumber energi alternatif yang terbarukan, ramah lingkungan dan ketersediaannya memadai guna memenuhi kebutuhan akan energi. Salah satu sumber energi terbarukan yang saat ini dikembangkan adalah bioetanol berbahan dasar biomassa berlignoselulosa yang diproduksi melalui tahapan perlakuan awal, sakarifikasi kemudian perhitungan etanol secara teoritis. perlakuan awal menggunakan alkali dengan variasi waktu 15, 30, 45 dan 60 menit dengan konsentrasi 1, 2, dan 3%. Analisis komponen kimia dilakukan dengan metode TAPPI, sedangkan hidrolisis dilakukan dengan metode Nelson-Somogy untuk menentukan persentase gula tereduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen kimia setelah perlakuan awal diperoleh kadar lignin tertinggi yaitu 21,44% dari perlakuan 15 menit konsentrasi 1%. Kadar holoselulosa tertinggi yaitu 60,62%, dan kandungan α-selulosa tertinggi sebesar 64,30%. Hasil uji sakarifikasi pulp tertinggi diperoleh dari perlakuan awal 60 menit dari konsentrasi 3% yaitu 42,82% basis pulp dan 32,99% basis kayu. Hasil potensi etanol tertinggi diperoleh dari proses sakarifikasi selama 36 jam yaitu 139 L/Ton. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk dilakukan penambahan perlakuan dengan variasi konsentrasi dan suhu sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal.

Kata kunci: Biomassa berlignoselulosa, Perlakuan awal, Bioetanol, Kaliandra