Binsar Rumahorbo, Kajian Laboratorium Hubungan Pemberian Kapur dan Tawas dalam Upaya Pengelolaan Potentially Acid Forming Air Kolam Tambang Batubara PT. Santan Batubara,Kalimantan Timur dibimbing oleh Saibun Sitorus dan Sudrajat.
Salah satu dampak negatif pertambangan batubara adalah air asam tambang yang disebabkan oleh adanya material potentially acid forming ( PAF) pada batuan penutup. Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar potentially acid forming (Fe2+, Mn2+ dan H2S), pH, TSS, TDS dan hubungannya dengan dosis dan waktu; jumlah pemakaian tawas atau kapur paling efektif dan efisien hingga dicapai baku mutu lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen laboratorium. Sampel berasal dari kolam bekas kolam tambang batubara Pit L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan dosis tawas 0,25 gr/L dan lama waktu 30 menit menghasilkan nilai pH 6,97, TDS 894 mg/L, Fe 0,323 mg/L, Mn 0,022 mg/L dan H2S sebesar 0 mg/L. Khusus paramater TSS memerlukan lama waktu 180 menit untuk mencapai 146 mg/L. Terdapat perbedaan pengaruh jenis tawas dan kapur terhada[ penurunan pH, TSS, TDS, dan potentially acid forming (Sulfida, Fe2+ dan Mn2+). Jumlah penggunaan tawas yang diperlukan agar dicapai baku mutu lingkungan Perda No 2 Provinsi Kaltim Tahun 2011 sebanyak 394.867 Kg atau 394 Ton. Berdasarkan asumsi harga tawas sebesar Rp 3.877/ Kg, maka biaya yang diperlukan untuk mengelola air tambang sebesar Rp.969/ M3 dan untuk total air di void L sebesar Rp 1.530.900.328.
Kata Kunci : Potentially Acid Forming, pH,TSS, Tawas dan Kapur.