Aktivitas industri tidak bisa lepas dari proses mekanik, di mana dari proses ini menghasilkan kebisingan. Operator alat berat merupakan kelompok pekerja yang terpapar bising. Kebisingan dapat menimbulkan gangguan terhadap peredaran darah melalui mekanisme hormonal yang diproduksinya, yaitu hormon adrenalin yang meningkatkan frekuensi detak jantung dan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebisingan dengan peningkatan tekanan darah pada operator alat berat yang terpapar kebisingan di PT.X Kutai Kartanegara.
Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional telah dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2019. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dengan jumlah responden sebanyak 56 pekerja yang bekerja sebagai operator alat berat. Intensitas kebisingan diukur menggunakan Sound Level Meter dan tekanan darah diukur menggunakan Tensimeter Digital dengan uji statistik yang digunakan adalah uji Phi (Φ).
Hasil penelitian menunjukkan, saat terpapar kebisingan diatas NAB, 23 responden (41.1%) mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dan 19 responden (33.9%) mengalami peningkatan tekanan darah diastolik. Ada hubungan antara intensitas kebisingan dengan kenaikan tekanan darah sistolik (p = 0.016) dan diastolik (p = 0.045).
Perusahaan disarankan untuk melakukan pengendalian kebisingan diantaranya rekayasa teknik dengan cara perbaikan pada karet pintu kedap suara alat berat yang sudah rusak dan tidak mampu menahan suara dari mesin. Dilakukan pengecekan secara berkala dalam kegiatan house keeping cabin dan mengganti karet pintu kedap suara minimal 1 tahun sekali.