Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator tingkat kesehatan masyarakat di suatu negara. Setiap tahun terdapat sekitar 2,6 juta bayi yang meninggal dalam bulan pertama kehidupannya, sebagian besar kematian neonatus terjadi pada minggu pertama kehidupan, dengan angka kematian mencapai dua per tiga dari angka kematian di bulan pertama. Salah satu penyebab kematian utama neonatus pada minggu pertama kehidupan adalah Asfiksia Neonatarum. Salah satu penyebab Asfiksia neonatarum dari faktor ibu adalah ibu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD). Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan Kejadian Asfiksia Neonatorum dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2017.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan metode analitik bivariat dengan rancangan penelitian case control. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan retrospektif dengan cara melakukan identifikasi kejadian asfiksia neonatorum yang faktor risikonya, yaitu Ketuban Pecah Dini (KPD) diidentifikasi pada waktu yang lalu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh neonatus yang lahir di RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada tahun 2017 sebanyak 1.872 neonatus dengan total sampel 62 neonatus dan setelah melewati kriteria inklusi dan eksklusi kemudian di dapatkan 30 neonatus denan asfiksia sebagai kelompok kasus dan 30 neonatus tanpa asiksia neonatorum sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari rekam medik RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 ibu (33,3%) yang mengalami persalinan KPD pada kelompok kasus dan terdapat 7 ibu (23,3%) yang mengalami persalinan KPD pada kelompok kontrol. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square dan didapatkan nilai p =0,567 (p < 0,05), dengan demikian tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara kejadian Asfiksia Neonatarum dengan persalinan KPD di RSUD Abdul Wahab Sjahranie tahun 2017.