Ungkapan tradisional merupakan salah satu sastra lisan yang harus dijaga dan dilestarikan karena mengandung nilai sastra yang tinggi dan dapat membantu usaha pembinaan dan penciptaan sastra dan menjadi budaya masyarakat pendukung Bhineka Tunggal Ika.
Namun, pada kenyataannya keberadaan sastra lisan masyarakat Berau (Banua) di Kabupaten Berau semakin lama tidak dikenal bahkan tidak diketahui oleh masyarakat asli penutur bahasa tersebut karena dipengaruhi oleh budaya asing dan teknologi yang semakin berkembang. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian mengenai ungkapan bahasa Banua agar dapat diketahui oleh seluruh masyarakat khususnya Kabupaten Berau dan melestarikan bahasa tersebut agar tidak punah. Penelitian ini memiliki tiga tujuan: (1) mendeskripsikan bentuk ungkapan bahasa Berau (Banua) di Desa Bangun, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau; (2) mendeskripsikan makna ungkapan bahasa Berau (Banua) di Desa Bangun, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau; (3) mendeskripsikan fungsi ungkapan bahasa Berau (Banua) di Desa Bangun, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah bahasa yang digunakan masyarakat Banua untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik wawancara, teknik simak catat, dan teknik dokumentasi.
Berdasarkan hasil analisis data, bentuk ungkapan bahasa Banua terbagi menjadi tiga yaitu, kata sebagai ungkapan bahasa Banua terdapat tiga belas ungkapan yang ditemukan, salah satunya tumpis. Gabungan kata sebagai ungkapan bahasa Banua yaitu terdapat empat ungkapan, salah satunya guling limpang. Kalimat sebagai ungkapan bahasa Banua yaitu terdapat tujuh ungkapan, salah satunya alliapa lakanak ih bangsa buntalli lanji. Makna yang terdapat dalam ungkapan bahasa Banua adalah makna tersirat. Setelah itu, fungsi ungkapan dalam bahasa Banua yaitu, ungkapan untuk menyatakan nasihat salah satunya adalah amun ada urang babicara jan kau lalu limpas dimukanta. Ungkapan untuk menyatakan makian salah satunya adalah tumpis.
Ungkapan untuk menyatakan ejekan salah satunya adalah rupamu attu bangsa burangat tampas. Ungkapan untuk menyatakan sindiran salah satunya adalah kasana kau mamawa anu dimakan kamai cada kau mamawa.