Industri pertambangan batubara menimbulkan pencemaran lingkungan terutama terhadap tanah dari berbagai jenis kegiatan pertambangan yang meningkatkan kandungan logam berat, khususnya logam berat Pb dalam tanah. Permasalahan yang paling berat adalah terjadinya fenomena (AMD). Salah satu metode yang dapat digunakan adalah bioremediasi menggunakan bakteri Bacillus subtilis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hasil peningkatan pH, mengetahui efisiensi penyisihan konsentrasi sulfat dan logam berat Pb pada tanah bekas tambang batubara menggunakan bakteri Bacillus subtilis serta mengetahui komposisi terbaik dari setiap perlakuan yang digunakan dalam penelitiani ni. Percobaan dilakukan dalam rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan dengan komposisi berbeda. Sebagai kontrol digunakan tanah bekas tambang batubara yang diberi bahan organik dan dilumpurkan dengan air steril. Penelitian ini dilakukan selama 20 hari. Setiap 5 hari sampai hari ke-20 dilakukan pengukuran sulfat, logam berat Pb dan pH tanah. Hasil pengukuran uji parameter pH yang dilakukan menunjukan rata-rata nilai pH tertinggi diperoleh perlakuan 3 pada hari ke 5 dengan rata-rata nilai pH sebesar 6,64 yang dimana pada analisis awal sampel tanah bekas tambang batubara memiliki rata-rata nilai pH sebesar 5,08. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui efisiensi hasil penurunan konsentrasi sulfat dan logam berat Pb terhadap uji pendahuluan. Efisiensi penurunan konsentrasi sulfat pada perlakuan 1 sebesar 0,25%, pada perlakuan 2 sebesar 0,5% dan pada perlakuan 3 sebesar 0,66%. Efisiensi penurunan konsentrasi logam berat Pb pada perlakuan 1 sebesar 0,35%, pada perlakuan 2 sebesar 0,49% dan pada perlakuan 3sebesar 0,61%. Berdasarkan uji Anova yang dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) menggunakan software SPSS, dapat diketahui bahwa pada penelitian ini perlakuan 3 merupakan perlakuan terbaik dalam menyisihkan kandungan sulfat dan logam berat Pb pada tanah bekas tambang batubara.