Kasus non-fatal penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan terjadi setiap tahun, salah satunya yaitu kelelahan kerja. Meskipun demikian kelelahan kerja sebagai faktor penyebab cedera dan kematian akibat pekerjaan masih kurang dipahami. Begitupun di PT. X Samarinda yang bergerak di bidang produksi kayu lapis, perlu diketahui kelelahan tenaga kerja di area produksinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan fisik dan beban kerja dengan kelelahan kerja di area produksi PT. X Samarinda tahun 2020. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel didapatkan sebanyak 116 tenaga kerja dari total populasi sebanyak 166 tenaga kerja. Data kelelahan kerja diambil menggunakan Kuesioner SSRT dari IFRC Jepang. Pengukuran lingkungan fisik meliputi pencahayaan (lokal), kebisingan, dan iklim kerja. Beban kerja diukur dengan pengukuran denyut nadi menggunakan Tensimeter Digital OMRON SEM-1. Data di analisis secara statistik menggunakan uji tabulasi silang dan uji Spearman’s-rho.

Hasil pengukuran menunjukkan pencahayaan berkisar antara 190 – 851 lux (Sig. 0,000; ρ = 0,342), kebisingan lingkungan kerja antara 91,5 – 101,0 dB(A) (Sig. 0,000; ρ = 0,557), dan iklim kerja antara 30,3 – 31,8oC (Sig. 0,000; ρ = 0,476). Beban kerja (Sig. 0,000; ρ = 0,421) menunjukkan 34,5% pada kategori rendah dan 65,5% kategori sedang. Hasil kelelahan kerja menunjukkan 44% responden mengalami kelelahan kerja rendah, 53,4% mengalami kelelahan kerja sedang, dan 2,6% mengalami kelelahan kerja tinggi.

Berdasarkan analisis, terdapat hubungan antara lingkungan fisik dan beban kerja dengan kelelahan kerja di area produksi PT. X Samarinda tahun 2020. PT. X Samarinda diharapkan mengevaluasi kembali upaya-upaya pengendalian yang telah dilakukan dari lingkungan fisik dan kesehatan tenaga kerja.

Kata Kunci : Pecahayaan (Lokal), Kebisingan, Iklim Kerja, Beban Kerja, Kelelahan Kerja
Kepustakaan : 125, (1971 – 2020)