Infark miokard akut merupakan masalah kesehatan utama yang perlu mendapat perhatian secara khusus karena prevalensi angka kematian dan biaya cukup tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik, pola penggunaan obat, kejadian interaksi obat dan efektivitas penggunaan obat pada pasien infark miokard akut di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda. Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan metode retrospektif dan dianalisis secara deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian dari 83 pasien menunjukkan bahwa karakteristik terbanyak diperoleh pada pasien infark miokard akut berjenis kelamin laki-laki pada usia 46-55 sebesar 41,07% dengan pekerjaan swasta sebesar 44,58%, dan berpendidikan SLTA sebesar 53,01%. Penggunaan obat terbanyak adalah ISDN 97,59%, petidin 7,22%, aspirin 91,57%, fondaparinux 89,16%, streptokinase 2,41%, bisoprolol 36,14%, amlodipin 27,71 %, candesartan 22,89%, ramipril 31,33%, simvastatin 53,01% dan spironolakton 24,09%. Pola pengobatan terbanyak pada pasien infark miokard akut adalah Nitrat + DAPT + Antikoagulan + ACE-I + Statin sebesar 13,25%. Kasus interaksi minor terbanyak adalah furosemid dengan aspirin sebesar 40%, interaksi moderat aspirin dengan klopidogrel sebesar 42,42% dan interaksi mayor aspirin dengan ramipril sebesar 64,29%. Efektivitas berdasarkan penggunaan obat antihipertensi pada pasien infark miokard akut lebih baik obat antihipertensi kombinasi yakni golongan ARB dengan diuretik dan tunggal pada golongan ACE-I. Efektivitas berdasarkan hasil EKG terdapat 5 pasien yang memiliki irama jantung, QRSD, SV1+RV5 normal dimana pola pengobatan terbanyak yang digunakan adalah Nitrat + Antikoagulan + DAPT + CCB + ARB + Statin.