Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kehidupan semua makhluk hidup. Kegiatan aktivitas pertambangan batubara, umumnya tambang terbuka memberikan dampak kepada masyarakat khususnya mengenai kualitas air yang mengalami pencemaran oleh limbah cair dari aktivitas pertambangan yang dimana limbah cair tersebut mengandung zat kimia berbahaya kalau dikonsumsi secara terus menerus. PT Kitadin Site Embalut merupakan perusahaan batubara yang terletak di sekitar pemukiman warga, dikhawatirkan sumber buangan berupa limbah batubara dari perusahaan tersebut lolos ke aliran sungai dan mencemari badan perairan sehingga dapat berbahaya bagi warga sekitar yang masih menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Selain itu air limbah kegiatan pertambangan tersebut dikhawatirkan berbahaya apabila digunakan oleh masyarakat sekitar untuk kegiatan pertanian dan perkebunan yang ada di sekitar areal pertambangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas air berdasarkan sifat fisik dan kimia air di kawasan reklamasi lahan pasca tambang batubara PT Kitadin Site Embalut berdasarkan standar baku mutu kualitas air sesuai dengan Peraturan Daerah Kalimantan Timur No. 02 tahun 2011. Lokasi pengambilan sampel ditentukan di tiga titik pengukuran, yaitu Inlet dan Outlet titik penaatan KA 15, Inlet dan Outlet titik penaatan KA 04, Inlet dan Outlet titik penaatan KA 16. Analisis air dilakukan di Laboratorium Kualitas Air Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan Universitas Mulawarman Samarinda. Hasil analisis sampel kualitas air berupa parameter TSS, TDS, Suhu, pH, DO, BOD, Mangan dan Sulfat digolongkan ke dalam kelas I. Parameter berupa COD tergolong kedalam kelas IV. Serta parameter besi (Fe) berada di atas ambang batas dan dapat dikatakan tidak layak sebagai syarat standar baku mutu lingkungan. Pencemaran yang terjadi diduga karena adanya limbah dari pertambangan batubara serta banyaknya zat organik dari sisa-sisa pembongkaran over burden dan interburden serta penggalian dan pemuatan batubara sehingga terjadi proses pembusukan atau adanya reaksi turunan dari belerang di area tersebut.