ABSTRAK
Senipah peciko south mahakam (SPS) merupakan salah satu lapangan migas terbesar Total yang terdapat didaerah Samboja Kutai Kartanegara dengan estimasi harian produksi gas sekitar 600 MMSCFD. Gas dan kondensat yang terpisah dari masing masing sumur produksi akan dikumpulkan kedalam satu stasiun pengumpul yang disebut Manifold Well Platform (MWP). Karena letaknya yang jauh dari kawasan Senipah terminal para pekerja akan diantar menggunakan boat ke masing masing platform dengan lokasi yang berbeda beda. Proses distribusi masih menggunakan intuisi dari marine dispatcher dimana rute yang dipilih adalah rute yang dirasa lebih dekat, lebih nyaman dan lebih familiar dengan pengetahuan marine dispatcher sendiri sehingga menghasilkan total jarak tempuh yang lebih jauh.,Permasalahan tersebut tergolong kedalam masalah traveling salesmen problem, dimana TSP merupakan bentuk permasalahan dalam mencari rute terpendek yang dapat dilalui untuk mengunjungi beberapa lokasi tanpa mengunjungi lokasi yang sama lebih satu kali.
Metode nearest neighbour dan intuisi merupakan metode yang dapat digunakan untuk untuk menyelesaikan masalah Travelling Salesman Problem (TSP). Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan dan membandingkan antara metode intuitif yang dilakukan marine dispatcher , metode nearest neighbour dan GPS-Furuno 32 dalam permasalahan pendistribusian karyawan di kawasan SPS. Hasil dari total jarak tempuh menggunakan metode intuitif yang telah di terapkan oleh marine dispatcher adalah sebesar ± 67.13 Km , sedangkan total jarak tempuh yang didapatkan dari menggunakan metode nearest neighbour yaitu sejauh ± 61.5 Km dengan persentase penghematan jarak sebesar 8.38 % .
Kata Kunci: Transportasi, Traveling salesman problem(tsp), Intuisi