Latar Belakang: Cedera kepala memiliki angka mortalitas yang tinggi di dunia. Pada cedera kepala dapat terjadi cedera otak sekunder. Gambaran klinis cedera otak sekunder yang paling sering ditemukan adalah gangguan elektrolit terutama gangguan natrium. Masih belum jelas apakah hiponatremia atau hipernatremia yang dapat menyebabkan outcome klinis yang buruk pada pasien cedera kepala.
Tujuan: Mengetahui hubungan kadar natrium serum dengan outcome klinis pada pasien cedera kepala berat.
Metode: Desain penelitian adalah analitik potong lintang dengan sampel penelitian pasien yang didiagnosis cedera kepala berat (GCS ≤ 8) yang menjalani rawat inap di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda periode Januari-Desember 2018 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel penelitian adalah kadar natrium serum dan outcome klinis yang dinilai dengan wawancara terstruktur Glasgow Outcome Scale (GOS). Hubungan antara variabel menggunakan uji Fisher’s Exact.
Hasil: Diperoleh 41 pasien cedera kepala berat. Karakteristik sampel peneltian adalah rentang usia terbanyak adalah 20-40 tahun (46,3%), didominasi laki-laki (82,9%) dan gambaran CT scan terbanyak adalah hematoma epidural (29,3%). Sebagian besar pasien menunjukkan normonatremia sebanyak 25 pasien (61%) sedangkan 9 pasien (22%) dengan hipernatremia dan 7 pasien (17,1%) dengan hiponatremia. Outcome klinis yang terbanyak pada pasien cedera kepala berat adalah adalah outcome buruk sebesar 70,7% sedangkan outcome baik sebesar 29,3%. Uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara hiponatremia atau hipernatremia dengan outcome klinis pasien dengan nilai p berturut turut 1,000 dan 0,225.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kadar natrium serum dengan outcome klinis pada pasien cedera kepala berat.
Kata Kunci: Cedera kepala berat, kadar natrium serum, outcome klinis