Penelitian ini terdiri dari empat seri percobaan. Percobaan pertama induksi embrio somatik padi lokal asal Kalimantan Timur menggunakan media MS padat dengan kombinasi ZPT 1 mgL-1 2,4-D + 0,5 mgL-1 BAP. Percobaan inimenggunakan RAL terdiri dari faktor tunggal dengan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah kultivar padi lokal asal Kalimantan Timur (V) yang terdiri atas Mayas Pancing (v1), Buyung (v2), Serai Gunung (v3), Geragai (v4), dan Siam Inul
(v5). Percobaan kedua adalah induksi dan seleksi toleransi embrio somatik padilokal asal Kalimantan Timur terhadap cekaman Alumunium. Percobaan inmenggunakan RAL faktorial terdiri dari 2 faktor dan 4 ulangan. Faktor pertama embrio somatik padi lokal (E) dari kultivar Mayas Pancing (e1), Buyung (e2 ), SeraiGunung (e3), Geragai (e4), dan Siam Inul (e5). Faktor kedua adalah media seleksicekaman Alumunium dengan menggunakan AlCl3 (S) pada konsentrasi 0 ppm (s0),100 ppm (s1), 200 ppm (s2), 300 ppm (s3), 400 ppm (s4), dan 500 ppm (s5).
Percobaan ketiga adalah regenerasi embrio somatik padi lokal asal KalimantanTimur. Percobaan ini menggunakan RAL faktorial terdiri dari 2 faktor dan 4 ulangan. Faktor pertama embrio somatik padi lokal (E) dari kultivar Mayas Pancing (e1), Buyung (e2), Serai Gunung (e3), Geragai (e4), dan Siam Inul (e5). Faktor kedua adalah media regenerasi (P) yang terdiri atas 1 mgL-1 2,4-D + 1 mgL-1 BAP (p1); 1 mgL-1 2,4-D + 2 mgL -1 BAP (p2); 1 mgL-1 2,4-D + 3 mgL-1 BAP (p3 ). Percobaan keempat adalah regenerasi embrio somatik padi lokal asal Kalimantan Timur setelah periode seleksi cekaman terhadap Alumunium menggunakan media regenerasi terbaik hasil percobaan ketiga, yaitu media MS + 1 mgL-1 2,4-D + 1mgL-1 BAP. Percobaan ini menggunakan RAL faktorial terdiri dari 2 faktor dan 4 ulangan. Faktor pertama merupakan embrio somatik padi lokal (E) hasil seleksi terhadap cekaman Alumunium yang dilakukan pada percobaan kedua yang terdiri atas kultivar Mayas Pancing (e1), Buyung (e2), Serai Gunung (e3), Geragai (e4), dan
Siam Inul (e5). Faktor kedua adalah media seleksi cekaman Alumunium dengan menggunakan AlCl3 (S) pada konsentrasi 0 ppm (s0), 100 ppm (s1), 200 ppm (s2),300 ppm (s3), 400 ppm (s4), dan 500 ppm (s5). Data dianalisis menggunakan sidikragam, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT 5%.
Embrio somatik beberapa kultivar padi lokal Kalimantan Timur dapat diinduksi pada media embriogenesis somatik dengan penambahan ZPT 1 mgL-1 2,4-D + 0,5 mgL-1 BAP. Embrio somatik kultivar Buyung menghasilkan waktu pembentukan kalus tercepat (13,06 hari) dan persentase eksplan membentuk kalustertinggi (85,00%) dengan kualitas kalus yang baik. Embrio somatik padi lokal asal Kalimantan Timur menunjukkan penurunan pertumbuhan seiring dengan peningkatan konsentrasi AlCl3 yang diberikan. Embrio somatik kultivar Mayas Pancing dan Buyung lebih toleran terhadap cekaman Alumunium dibandingkan kultivar lainnya berdasarkan parameter pertambahan berat kalus dan persentase
kalus hidup, bahkan pada konsentrasi cekaman Alumunium 500 ppm. Media regenerasi embrio somatik padi lokal Kalimantan Timur yang paling baik adalah media yang mampu menghasilkan jumlah plantlet terbanyak yaitu media MS dengan kombinasi ZPT 1 mgL-1 2,4-D + 1 mgL-1 BAP. Embrio somatik yang diduga toleran terhadap cekaman Alumunium tidak dapat diregenerasikan menjadi tanaman setelah diinokulasi pada media regenerasi yang digunakan. Variasi somaklonal berhasil diinduksi dalam penelitian ini. Salah satu indikasinya adalah terbentuknya planlet yang abnormal (berwarna putih/albino) pada kultivar Geragai.
Kata Kunci : Cekaman Alumunium, embrio somatik, padi lokal asal Kalimantan Timur.