KHAIRUN NISA. Respon Sensoris Bubur Infant dari Beberapa Tepung Pisang (Musa sp.) dengan Penambahan Sarang Burung Walet (Collocalia fuciphaga) Sebagai Pangan Fungsional Kaya Antioksidan dan Asam Sialat.
Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, 2014. (Dibimbing oleh Krishna Purnawan Candra dan Bernatal Saragih).
Bubur bayi merupakan salah satu MP-ASI yang dapat membantupemenuhan gizi anak setelah umur 6 bulan ke atas karena air susu ibu kandungan gizinya akan mengalami penurunun selama proses laktasi termasuk kandungan asam sialat. Sarang Burung Walet (SBW) belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam produk olahan, padahal SBW memiliki kandungan asam sialat yang berperan penting dalam perkembangan otak dan sistem imun balita.
Pisang selain sumber gizi juga cocok untuk diproses menjadi tepung, sehingga tepung pisang cukup prospektif dalam pengembangan sumber pangan local berbasis produk makanan bayi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan SBW terhadap respon sensoris, aktivitas antioksidan dan kadar asam sialat bubur bayi yang dihasilkan.
Tahapan penelitian (i) pemilihan jenis tepung pisang (kepok, talas dan ambon) yang lebih berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan bubur bayi, dan (ii) penambahan SBW dalam pembuatan bubur bayi pada tepung pisang terpilih. Penelitian ini merupakan penelitian non-faktorial yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan.
Perlakuan penambahan kadar SBW sebanyak 0, 2, 4 dan 6%. Data dianalisis dengan uji Friedman dan dilanjutkan dengan uji Tukey a 0.05 untuk perlakuanyang menunjukkan pengaruh nyata.
Pisang talas terpilih untuk dikembangkan sebagai salah satu bahan baku pembuatan bubur bayi dengan penambahan SBW. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah bubur bayi pisang talas dengan penambahan 2 g SBW/100 g. Penambahan SBW berpengaruh nyata (p