Periprocedural myocardial injury (pMI) adalah salah satu komplikasi setelah intervensi koroner perkutan (IKP) elektif yang sering terjadi, dan memiliki hubungan dengan peningkatan mortalitas. Selain itu, pMI dapat terjadi secara diam-diam setelah IKP yang sukses. Diagnosis pMI dilakukan dengan mengukur kadar cardiac biomarker yang akan terdeteksi beberapa jam setelah terjadinya iskemia/ infark, dan cardiac biomarker yang benar-benar telah tervalidasi untuk pMI adalah CK-MB. Prediksi awal terjadinya pMI akan sangat membantu karna berkaitan dengan strategi penatalaksanaan awal. EKG dapat mendeteksi adanya iskemia/ infark, sehingga memungkinkan untuk dijadikan modalitas diagnostic awal kejadian pMI. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan perubahan EKG iskemik dengan kadar CK-MB post IKP Elektif di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Penelitian dilakukan dengan desain penelitian cohort prospectif dan pengambilan sampel secara purposive sampling pada bulan Maret-Oktober 2019. Jumlah sampel sebanyak 36 orang. Hasil penelitian didapatkan sampel yang mengalami pMI sebanyak 36,1%. Hasil analisis statistic dengan uji Fisher didapatkan hubungan yang signifikan antara perubahan EKG iskemik dengan kadar CK-MB post IKP elektif , sehingga penilaian perubahan EKG iskemik dapat menjadi prediksi awal terjadinya pMI dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian terapi tambahan (adjuvant) untuk mengurangi kerusakan miokard lebih lanjut. Selain itu perubahan EKG iskemik dapat menjadi indikator untuk dilakukannya pemeriksaan cardiac biomarker pada institusi kesehatan yang tidak rutin melakukan pemeriksaan tersebut setelah IKP.
Kata Kunci : pMI, EKG, CK-MB, IKP, PJK.