Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bertujuan memberikan perlindungan kesehatan dalam bentuk manfaat pemeliharaan
kesehatan. Sebagian besar masyarakat di Kota Samarinda bekerja di sektor informal yaitu 31,82% sebagai pedagang. Jumlah peserta JKN tahun 2016 Kota Samarinda 50,1%. Peserta BPJS Kesehatan katagori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di Samarinda yaitu 7,7%. Golongan ini merupakan kategori peserta yang begitu riskan untuk tidak terjamin kesehatannya, karena kategori ini harus pro aktif untuk mendaftarkan dirinya sebagai peserta program JKN.
Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara dukungan sosial, keterjangkauan informasi, otonomi pribadi dan situasi kondisi terhadap kepeserta BPJS Kesehatan di Samarinda. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah pekerja sektor informal dan tidak terdaftar dalam keluarga miskin oleh Dinas Sosial, pengambilan sampel menggunakan teknik systematic random sampling yaitu sebanyak 125 responden. Analisis menggunakan uji univariat dan uji bivariat dengan uji Chi Square taraf signifikasi 0,05 (5%).
Hasil analisis Chi Square menunjukkan adanya hubungan antara dukungan sosial (p value = 0,019), keterjangkauan informasi (p value = 0,023), otonomi pribadi (p value < 0,001), dan situasi kondisi (p value < 0,001) dengan kepesertaan masyarakat sektor informal sebagai peserta BPJS Kesehatan di Samarinda (p < 0.05). Rendahnya kepesertaan PBPU atau keikutsertaan pekerja informal menandakan masih belum optimal program JKN di Kota Samarinda, hendaknya BPJS Kesehatan lebih inovatif dalam mempromosikan program asuransi kesehatan, meningkatkan penyebaran informasi dengan media cetak maupun elektronik, dan memberikan kemudahan masyarakat untuk mengakses tempat pendaftaran, sehingga meningkatkan angka kepesertaan sektor informal untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan.