Peningkatan produksi padi di Kalimantan Timur khusunya padi sawah, selain melalui perbaikan sistem budidaya, pemanfaatan lahan potensial (lahan rawa dan rawa pasang surut), juga dapat dilakukan dengan pemanfaatan plasma nutfah padi sawah lokal melalui konsep padi tepe baru. Telah dilakukan persilangan padi lokal varietas Pandan Ungu sebagai tetua betina dengan Kambang sebagi tetua jantan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola pewarisan pada generasi kedua hasil persilangan (F2) terhadap karakter tinggi tanaman, umur tanaman, jumlah anakan dan bentuk beras pecah kulit (gabah) yang telah dilakukan di lahan sawah pasang surut di Desa Sidomulyo Kecamatan Anggan Kabupaten Kutai Kartanegara terhitung sejak bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan Maret 2017.
Identifikasi pada tanaman F2 menggunakan metode seleksi tanaman tunggal yang mengacu pada Panduan Sistem Karakterisasi dan Evaluasi Tanaman Padi. Pengujian kesusuaian hasil pangamatan terhadap nilai harapan digunakan Uji Chikuadrat (X2), dan untuk mengetahui nisbah pola pewarisan karakter yang diamati, yaitu dengan menggunakan analisis genetika Mendel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 5.270 spikelet Kultivar PandanUngu yang dibuahi dengan serbuk sari Kultivar Kambang diperoleh sebanyak 1.210 butir biji fertil hasil persilangan dengan persentase fertilitas yang lebih besar dibandingkan dengan hasil persilangan antara Kultivar Pandan Ungu x Roti (12,65%) dan Kultivar Sikin Merah x Ciherang(20,45%), yaitu sebesar 22,96%. Pola pewarisan karakter tinggi tanaman dikendalikan oleh banyak gen sehingga tidak memenuhi Pola Segregasi Mendel maupun modifikasinya, pewarisan karakter umur tanaman mengikuti nisbah Mendel 15:1 dan dikendalikan oleh dua gen yang bekerja secara epistasis dominan duplikat, karakter jumlah anakan mengikuti nisbah Mendel 9:7 dan dikendalikan oleh dua gen dengan interaksi epistasis ganda (komplementer), sedangkan pewarisan karakter bentuk gabah mengikuti nisbah Mendel 3:1 yang dikendalikan oleh aksi gen dominan penuh.