Persaingan usaha yang semakin ketat mendorong setiap usaha yang dijalankan untuk lebih mengembangkan pemikiran dan memperoleh cara yang tepat dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Raja Roti di Samarinda merupakan salah satu produsen roti yang berproduksi setiap harinya, dan terus berusaha menjaga kualitas produk dengan menekan angka produk cacat dalam proses produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengendalian kualitas produk yang ada dan penerapan metode Six Sigma dengan pendekatan DMAIC.
Menganalisis tingkat kecacatan dan memecahkan persoalan kualitas yang terjadi saat ini, untuk itu visi peningkatan kualitas menuju 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan untuk setiap produksi penting dilakukan, jadi Six Sigma merupakan suatu metode yang merupakan terobosan baru untuk melaksanakan pengendalian dan peningkatan kualitas, dengan menggunakan metode Six Sigma dapat diketahui bahwa kualitas roti yang dihasilkan cukup baik yaitu 3,79 Sigma pada tingkat kerusakan 11024 atau 1,1% untuk sejuta produksi (DPMO) dengan target 3,4 DPMO atau 0,0034% kegagalan untuk sejuta kesempatan disetiap transaksi produk.
Implementasi pengendalian kualitas dengan metode Six sigma pada penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa dari tiga jenis kecacatan tertinggi yang terjadi yaitu, ukuran tidak sesuai (29%), rasa tidak sesuai (25%), dan hangus/gosong (22%) disebabkan dua faktor utama, diantaranya faktor metode dan faktor manusia, yang selanjutnya dibuat rekomendasi usulan perbaikan dan pengawasan yang tepat.
Perlu diketahui jenis penyebab kerusakan yang sering terjadi secara rinci untuk dapat diatasi sebagai upaya peningkatan kualitas produk, perlu dilaksanakan perbaikan pada intruksi kerja yang dibuat agar lebih rinci dengan pengawasan yang lebih ketat, perlunya peralatan-peralatan yang dapat membantu dalam proses produksi dan penentuan kualifikasi bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan, serta memberikan pemahaman yang cukup kepada segenap karyawan yang bertugas agar setiap aspek pada proses produksi dapat berjalan dengan baik guna mendukung keberlangsungan sistem pengendalian kualitas produk.