Latar Belakang : Tindakan ekstraksi gigi menyebabkan hilangnya jaringan tulang pembentuk dan penyokong gigi terutama pada pencabutan gigi yang melibatkan pengambilan tulang tanpa penanganan lebih lanjut akan menimbulkan kerusakan pada tulang. Salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut dengan pemberian bahan yang memacu regenerasi tulang yaitu penempatan bone graft dengan bahan FDBA dan DFDBX.

Tujuan : mengetahui perbedaan tinggi dan kepadatan tulang pada soket gigi tikus putih dengan pemberian FDBA, DFDBX, dan kombinasi keduanya dengan teknik berlapis.

Metode : Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan 48 ekor tikus putih (Rattus norvergicus) yang dilakukan ekstraksi gigi kemudian diberikan bahan bone graft yang dibagi menjadi 4 kelompok. kelompok I : (kombinasi FDBA+DFDBX teknik berlapis), kelompok II FDBA, kelompok III DFDBX, kelompok IV kontrol. Pengamatan dilakukan pada tinggi dan kepadatan tulang soket gigi tikus dengan metode histomorfometri. Analisis statistik menggunakan One Way Anova serta Post Hoc Test.

Hasil : terdapat perbedaan yang bermakna tinggi dan kepadatan tulang pada soket gigi tikus putih dengan pemberian FDBA, DFDBX, dan kombinasi keduanya dengan teknik berlapis. Kesimpulan : Penyembuhan tulang pada kelompok DFDBX lebih efektif daripada kelompok FDBA dan kombinasi keduanya dengan teknik berlapis.

Kata Kunci : Bone graft, FDBA, DFDBX, Tinggi tulang, Kepadatan tulang, Histomorfometri