Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tetap menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia termasuk Kalimantan Timur karena dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang
tinggi setiap tahunnya. DBD berkaitan erat dengan vektor penularnya yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Untuk membatasi morbiditas dan mortalitas penyakit ini maka dibutuhkan metode yang sesuai dan efektif untuk mengendalikan vektor. Adanya kepadatan larva, tempat perkembangbiakan nyamuk (breeding places) dan perilaku masyarakat juga turut berperan dalam menyebabkan terjadinya penyakit ini. Penelitian yang dilakukan bertujuan mengetahui hubungan breeding places dan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Sangatta Utara.
Metode survei analitik digunakan dalam penelitian ini melalui pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 135 orang yang dipilih melalui teknik multistage cluster random sampling. Uji Fisher dan uji Chi Square dengan taraf signifikansi 0,05 (5%) digunakan dalam analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan 15,6% responden pernah menderita DBD, 22,2% terdapat jentik pada tempat penampungan air, dan 66,7% perilaku PSN kurang baik. Hasil analisis lanjutan menunjukkan ada hubungan breeding places dengan kejadian DBD (ρ value = 0,021), dan ada hubungan perilaku PSN dengan kejadian DBD (ρ value = 0,044).
Secara keseluruhan dapat disimpulkan faktor breeding places dan perilaku PSN berperan dalam kejadian DBD. Puskesmas dapat mengintensifkan pemeriksaan jentik dan meningkatkan promosi kesehatan
tentang pencegahan DBD. Pemerintah desa dapat mengadakan lomba dan memberikan reward sehingga masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk seperti menguras dan menyikat tempat penampungan air (TPA), menutup rapat TPA, mengubur barang bekas serta membersihkan saluran dan talang air.