Bayi berat lahir rendah (BBLR) masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia yang menjadi urutan ke tiga di negar-negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Pada periode tahun 20122017 angka kematian BBL di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 619 sedangkan jumlah kematian BBL di Kota Bontang sebesar 29 kasus (BPS Provinsi Kaltim, 2017). Kasus BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada Bontang sebanyak 117 kasus dengan angka kelahiran 1127 jumlahnya meningkat di tahun 2019. Penyebab potensial terutama dari faktor ibu seperti anemia dan anemia paritas.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara umur,paritas, jarak kehamilan, kadar hb dan pengetahuan ibu dengan kejadianBBLR. Desain penelitian ini adalah Case Control dengan besar sampel 52 ibuyang memiliki bayi BBLR dengan perbandingan 1:1. Data dianalisa menggunakan Chi- Square .
Hasil penelitian menunjukkan varibel yang berhubungan dengan BBLR,umur ibu (p Value 0,033), paritas (p Value 0,003), jarak kehamilan (p Value0,008), nilai resiko umur ibu (Odd Ratio 2,857), paritas (Odd Ratio 3,321) jarakkehamilan (Odd Ratio 3,344),untuk kadar hemoglobin (p Value 0,556),pengetahuan ibu nilai (p Value 0,727) dengan nilai resiko kadar hemoglobin ( Odd Ratio 0,794), pengetahuan ibu (Odd Ratio 0,783) tidak hubungan dengan kejadian BBLR.
Kesimpulan adalah terdapat hubungan antara umur, paritas dan jarakkehamilan dengan kejadian BBLR di RSUD Taman Husada Bontang tahun 2019. Diharapkan untuk kedepannya adanya kerjasama dengan pemerintah untuk pemberian reward dan dan sanksi untuk pernikahan dini serta program keluarga berencana.
Kata kunci : Umur ibu, Paritas, Jarak kehamilan, BBLR
Kepustakaan : 38 (2001-2019)