Penggunaan bahan tambahan pangan berbaya seperti boraks masih digunakan di kalangan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) sekitar UPT Puskesmas Segiri Kota Samarinda. Penggunaan boraks tentunya memiliki dampak yang merugikan masyarakat, seperti ancaman penyakit degeneratif, gangguan otak, hati, lemak dan ginjal. Sehingga, penilitian ini bertujuan mengetahui kandungan boraks pada kerupuk siap saji yang diproduksi IRTP sekitar UPT.Puskesmas Segiri, mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan responden terhadap boraks
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif laboratorikdengan metode colorimetric. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh IRTP yangada di wilayah Puskesmas Segiri dengan metode total sampling. Data dikumpulkanmelalui wawancara, observasi, dan dokumentasi serta dianalisis menggunakan konsep yang diusung Miles dan Huberman.
Penelitian menunjukan dari 6 jenis kerupuk sampel yang di uji, 1 jenisdiantaranya yaitu Kerupuk U1 posistif mengandung boraks. Sedangkan 5 jeniskerupuk lainnya negatif. Adanya penggunaan boraks pada kerupuk disebabkan oleh rendahnya Pendidikan informan, sehingga tidak mengetahui bahwa borakstidak boleh digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Meskipun begitu, sikap positif informan yang bersedia untuk mengganti boraks dengan bahan subtitusilainnya yang aman. Sementara untuk tindakan dari UPT. Puskesmas Segiri yaituakan melakukan sosialisasi penggunaan bahan tambahan pangan yang agar tidakada lagi pelaku IRTP yang menggunakan boraks. Disarankan kepada Puskesmasuntuk melakukan penyulunan tentang bahaya boraks, menerapkan sangsi bagi IRTP yang terbukti menggunakan boraks, dan melakukan bimbingan teknis pengawetan makanan yang baik.
Kata Kunci : boraks, bahan tambahan pangan, zat aktif kimia
Kata Pustaka : 57, ( 1988-2019)