Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif masa depan yang ramah lingkungan dan bersifat terbarukan. Bioetanol dapat dibuat dari bahan yang mengandung gula glukosa. Nira nipah mengandung glukosa sebanyak 13-17% dan mikroorganisme yang umumnya digunakan dalam proses produksi bioetanol adalah Saccharomyces cerevisiae. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan jumlah ragi Saccharomyces cerevisiae yang berbeda terhadap bioetanol kasar dan bagaimana nilai rendemen, kekeruhan, keasaman (pH) dan densitas yang diperoleh dari pengolahan bioetanol kasar.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial Perlakuan pada penelitian ini adalah penambahan jumlah ragi (Saccharomyces cerevisiae) yang terdiri dari 4 taraf perlakuan dan dilakukan 4 ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini yaitu P1 = jumlah ragi 0 g, P2 = jumlah ragi 5 g, P3 = jumlah ragi 10 g, P4 = jumlah ragi 15 g. data yang diperoleh diolah dengan analisis sidik ragam, jika terdapat perbedaan yang nyata pada taraf ɑ 5% maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penambahan jumlah ragi (Saccharomyces cerevisiae) memberikan pengaruh nyata terhadap kekeruhan, keasaman (pH) dan densitas, namun untuk rendemen pada penambahan jumlah ragi (Saccharomyces cerevisiae) tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bioetanol kasar dan penambahan jumlah ragi (Saccharomyces cerevisiae) yang optimum pada pengolahan bioetanol kasar yaitu rendemen dengan nilai 0,10%, kekeruhan dengan nilai 4,33 NTU (Neophelometrik Turbidity Unit), keasaman (pH) dengan nilai 4,35 dan densitas dengan nilai 1,64 g/cm3