El Nino Southern Oscillation (ENSO) memiliki keterkaitan dengan perubahan iklim di seluruh dunia termasuk Kalimantan Timur, Indonesia. Curah hujan ekstrim adalah salah satu anomali iklim yang terkait dengan ENSO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui periode terjadinya curah hujan ekstrim dan mengetahui pengaruh curah hujan dengan Southern Oscillation Indeks (SOI) di Kalimantan Timur. Pada penelitian ini menggunakan data dari tahun 1986-
2012, tetapi beberapa dari stasiun hanya menggunakan data dari 1993-2011 dan
1999-2012. Analisis korelasi dan metode Gumbel adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Gumbel adalah metode distribusi yang dapat digunakan untuk memprediksi banjir dan bencana lainnya. Periode berulang 2,5,10,25,50 dan 100 tahun untuk curah hujan ekstrim bulanan dapat di cari dengan metode Gumbel. Hasil curah hujan ekstrim tertinggi dari periode 2 tahun diperoleh pada STA-20 (535,20mm), pada periode ke 5 tahun diperoleh pada STA-18 (789,98mm), pada periode ke 10 tahun diperoleh pada STA-6 (986,84mm), pada periode ke 25 tahun diperoleh pada STA- 6 (1321,65mm), pada periode ke 50 tahun diperoleh pada STA-6 (1570,00mm), dan pada periode ke 100 tahun diperoleh pada STA-6 (1810,51mm). untuk analisis korelasi, hampir dari semua stasiun mendapatkan korelasi positif antara curah hujan bulanan dan SOI (Southern Oscillation Index). Koefisien korelasi positif tertinggi antara 0,3-0,4 sebanyak 38,5%, 0,2 sebanyak 34,6% , dibawah 0,2 sebanyak 19,2%, sedangkan untuk 7,7% (sebanyak 2 stasiun) berkorelasi negative. Dari hasil menunjukkan bahwa ENSO berpengaruh terhadap curah hujan meskipun pengaruhnya tidak terlalu besar.




Kata Kunci : Curah Hujan Ekstrim, ENSO, SOI, Metode Gumbel, Analisi, Korelasi