Diabetes mellitus merupakan satu dari empat penyakit tidak menular (penyakit jantung, stroke, penyakit pernapasan kronis dan diabetes) yang paling berkontribusi menyebabkan kematian di dunia (WHO, 2017). Diabetes sendiri tidak dapat disembuhkan, hanya bisa dikendalikan atau dicegat (diperlambat), pengendalian DM secara umum dimaksudkan untuk mengurangi gejala, membentuk berat badan ideal dan mencegah akibat lanjut atau komplikasi (Bustan, 2007).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana implementasi teori health belief model (HBM) dalam membentuk perilaku pencarian kesehatan penderita diabetes mellitus tipe 2 di Kota Samarinda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Informan utama merupakan penderita diabetes mellitus tipe 2 sebanyak 2 orang dengan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara dan alat perekam suara smartphone. Uji validitas menggunakan triangulasi sumber (informan utama, pendukung dan kunci).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan menyadari akan kerentanan, keparahan dan ancaman akan kondisi yang lebih serius dari penyakit diabetes mellitus yang diderita, namun terdapat hambatan dalam melakukan pencarian kesehatan yakni pengetahuan, kondisi psikis, kontrol diri dan kurangnya dukungan keluarga yang menyebabkan informan tidak melakukan pemeriksaan dini dan sulit mengikuti anjuran pengelolaan penyakitnya.

Disimpulkan bahwa perceived susceptibility, perceived severity, perceived threat, dan cues to action yang dirasakan informan dapat memperbesar tingkat pencarian kesehatan namun dapat menurun akibat adanya hambatan. Disarankan keluarga memberikan dukungan yang dapat membantu informan dalam menjalani pengobatan dan tenaga kesehatan bersama pemerintah meningkatkan program edukasi kesehatan.

Kata Kunci : Diabetes Mellitus Tipe 2, Health Belief Model, Perilaku Pencarian Kesehatan