Muhammad Rizkar Kurniawan 2019, Budidaya ikan pada kolam pasca tambang batubara dapat menjadi alternatif yang bisa dimanfaatkan bagi para pembudidaya yang ingin memulai budidaya ikan, namun kualitas air yang buruk menjadi kendala utama bagi perairan tersebut dikarenakan telah tercemar oleh logam berat pasca penambangan batubara. Salah satu solusi untuk mengatasi kualitas air yang buruk adalah dengan memanfaatkan tumbuhan Hydrilla (Hydrilla verticillata) dan Eceng gondok (Eichhornia crassipes) fitoremediator.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi antara tumbuhan air berupa tumbuhan Hydrilla (Hydrilla verticillata) dan tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada kolam pasca tambang batubara. Ikan nila dipelihara selama 28 hari pada masing-masing 4 keramba berukuran 2x3 m, lalu diisi dengan padat tebar 60 ekor tiap keramba. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu menggunakan penambahan kombinasi antara eceng gondok dan Hydrilla yang berbeda bobot penambahan pada setiap perlakuannya serta menggunakan perlakuan kontrol.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penambahan tumbuhan hydrilla dan eceng gondok masing-masing pada padat tebar 175 gram/m 2 dan padat tebar 60 ekor tiap keramba efektif digunakan sebagai fitoremediator serta berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, laju pertumbuhan berat dan panjang mutlak ikan nila. Kualitas air pada semua perlakuan secara umum menggambarkan kisaran yang masih berada dalam batas toleransi dan tidak membahayakan bagi pertumbuhan ikan nila.

Keyword : budidaya ikan nila, hydrilla, eceng gondok, kolam pasca tambang.