Tempe merupakan pangan tradisional Indonesia yang kaya akan protein, dibuat dari fermentasi biji kedelai yang dibantu oleh kapang Rhizopus sp.. Tempe didapatkan melalui tahapan pensortiran kedelai, pemasakan, perendaman (pengasaman), pencucian, penirisan, peragian, dan pengemasan. Sumber daya pekerja berkualitas rendah, bahan, proses, dan tempat pengolahan sederhana, serta peralatan pengolahan konvensional menyebabkan tempe beresiko terkontaminasi mikroba patogen. Standar tempe kedelai pada SNI 3144-2015 menunjukan batas cemaran Coliform maksimal 10 APM/g dan Salmonella sp. negatif/25g. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa cemaran Coliform dan Salmonella sp.pada produk tempe dalam proses pengolahan di beberapa UKM tempe di Kota Samarinda, Kalimantan Timur dengan standar ketentuan SNI 3144-2015. Sampel yang digunakan yaitu tempe yang dikemas dengan palstik, daun (tempe kedelai dan tempe gembos). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan tertentu yaitu sampel yang diambil merupakan tempe yang diproduksi di UKM yang dekat dengan sumber air berbeda. Penetapan total Coliform dilakukan dengan metode agar tuang (Pour Plate Method) dengan media Chromogenic Coliform Agar (CCA), sedangkan Salmonella sp. dideteksi dengan media selektif Xylose Lysine Deoxycholate (XLD) Agar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua sampel yang diujikan belum memenuhi standar dengan jumlah cemaran Coliform tertinggi adalah >2,5x10 8 CFU/g dan terendah adalah 1,8x10 3 CFU/g. Sedangkan cemaran Salmonella sp. positif pada tiga sampel. Cemaran ini berasal dari air untuk produksi, kontaminasi silang dari lingkungan produksi dan pekerja yang minim pemahaman sanitasi dan higiene.