Antontius Hirang, Peran Kepala Adat Dalam Melestarikan Budaya Telinga Panjang Di Desa Pampang Samarinda, di bawah bimbingan Bapak Sarifudin, S.Sos., M.Si dan Bapak Faries Althaets, S.Par.,M.M.
Latar belakang dari penelitian ini adalah kegiatan dan peran dari kepala adat terhadap salah satu warisan budaya daerah di Kalimantan khususnya di desa pampang yakni budaya telinga panjang yang keberadaannya mulai tersingkir oleh kamajuan zaman. Budaya telinga panjang perlu dikembangkan,dilestarikan dan dihidupkan kembali semangatnya agar budaya masyarakat khususnya generasi muda dapat mengetahui tentang keberadaan budaya tersebut dan sekaligus dapat mempelajari juga melestarikan agar tidak mengalami kemunduran dan hilang oleh zaman.
Grand Theory dalam penelitian ini adalah upaya pelestarian budaya yangdikemukan oleh Sedyawati (2008) antara lain perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data (penyederhanaan data), disply data (penyajian data), dan verifikasi (penarikan kesimpulan).
Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya-upaya dalam melindungi,mengembangkan dan memanfaatkan budaya telinga panjang telah dilakukan olehkepala adat secara perlahan dan konsisten mulai dari pembahasan dalam setiap rapat desa, penanaman konsep budaya dan adat, membangun kerja sama dengan pemerintah kota, menampilkan budaya telinga panjang secara konsisten tiap minggunya dalam event dan acara adat, dan dapat berangkatnya pelaku budaya telinga panjang keluar kota sebagai media promosi budaya telinga panjang itu sendiri.
Dari hasil analisis penelitian disarankan kepada kepala adat untuk dapatlebih aktif lagi membangun kerja sama dengan pemerintah kota, lebihmenggerakn anak muda dan masyarakat dalam upaya pelestarian, terus melakukan promosi budaya dan bangun kerja sama dengan penuli agar budya ini dapat didokumentasikan dalam bentuk buku .
Kata kunci : peren kepala adat, upaya pelestarian, budaya telinga panjang.