Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat besar peranannya bagi kehidupan manusia yaitu berupa manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Seiring dengan permintaan kayu yang terus meningkat akibat tidak berimbangnya pasokan, pengusaha sudah mulai mengarahkan perhatiannya pada jenis tanaman hutan penghasil kayu yang cepat tumbuh. Dari situlah kemudian muncul Eucalyptus sebagai salah satu pilihan. Eucalyptus merupakan tanaman yang cepat tumbuh dan bisa dipanen pada umur 8 tahun.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji riap pertumbuhan tanaman jenis Eucalyptus pellita, mengetahui seberapa besar profit sharing yang diberikan kepada investor di dalam sistem ekonomi konvensional serta mengetahui seberapa besar tingkat bunga pengembalian nominal bagi investor dalam sistem ekonomi konvensional. Penelitian dilaksanakan di PT Surya Hutani Jaya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan selama 3 bulan efektif dimulai dari bulan Januari sampai Maret 2017.
Metode penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung riap, volume dengan jenis Eucalyptus pellita pada jarak tanam 3 m x 2 m, analisis profit sharing di hitung dengan Net Benefit (NB), Diskon Faktor (DF) dan Net Present Value (NPV) dan tingkat pengembalian nominal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa riap pertumbuhan optimal pada tanaman jenis Eucalyptus pellita didapatkan pada umur 8 tahun dengan MAI sebesar 37,61 m /ha/thn dan 31,13 m3/ha/thn. Pengusahaan hutan tanaman jenis jabon merah menggunakan profit sharing sangat layak untuk digunakan karena memiliki kriteria NPV > 0 (nol). Tingkat bunga pengembalian nominal bagi Investor dan Pengelola dalam sistem ekonomi konvensional masing-masing sebesar 18% dan 16% untuk plot pertama, dan untuk plot kedua berturut-turut sebesar 17% dan 15%.