BENTUK, FUNGSI, DAN NILAI TUTURAN DALAM UPACARA ADAT BIDUK BEBANDUNG SUKU BULUNGAN DI KECAMATAN TANJUNG PALAS TENGAH: KAJIAN FOLKLOR
Upacara adat Biduk Bebandung suku Bulungan muncul pada zaman kepemimpinan Datuk Mancang (raja pertama) ketika ia hendak mendirikan kerajaan di tanah Bulungan bersama Datuk Mahubut dan Datuk Tantalani. Istilah Biduk Bebandung ini dikenal dengan perahu kembar dua yang dibuat untuk menyambut tamu kehormatan Kesultanan Bulungan. Kini, kehadiran Biduk Bebandung bisa dilihat setiap acara peringatan HUT Kabupaten Bulungan setiap tanggal 12 Oktober melalui pesta budaya Birau. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan nilai yang terdapat dalam tuturan upacara adat Biduk Bebandung suku Bulungan di Kecamatan Tanjung Palas Tengah.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif (kualitatif). Peneliti berusaha menggambarkan dan menjelaskan tentang bentuk, fungsi, dan nilai pada tuturan upacara adat Biduk Bebandung suku Bulungan di Kecamatan Tanjung Palas Tengah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi dan wawancara. Kemudian, data-data yang diperoleh dari penelitian ini dikaitkan dengan teori bentuk tuturan, fungsi tuturan, dan nilai tuturan.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa bentuk tuturan dalam upacara adat Biduk Bebandung berupa penggunaan repetisi epizeuksis, anafora, tautotes, dan mesodiplosis. Dari bentuk baris, tuturan Mengawa terdiri dari 14 baris dengan 6 – 13 kata per baris, tuturan Tolak Bala terdiri dari 8 baris dengan 5 – 14 kata per baris, tuturan Selamat terdiri dari 7 baris dengan 5 – 14 kata per baris, tuturan Selawat Nabi Muhammad terdiri dari 3 baris dengan 3 – 7 kata per baris, tuturan Tahlil terdiri dari 11 baris dengan 3 – 105 kata per baris. Dari bentuk pilihan bahasa, maka terdapat penggunaan bahasa Indonesia, bahasa Bulungan, dan
bahasa Arab. Selanjutnya, fungsi tuturan dalam upacara adat Biduk Bebandung adalah sebagai hiburan, sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga kebudayaan, dan sebagai alat pendidikan anak-anak. Lalu, nilai tuturan dalam upacara adat Biduk Bebandung terdapat nilai religi berupa pemohonan kepada Allah SWT dan nilai religi berupa keyakinan masyarakat suku Bulungan kepada roh leluhurnya.
Ketersediaan
Detail Information
Judul | BENTUK, FUNGSI, DAN NILAI TUTURAN DALAM UPACARA ADAT BIDUK BEBANDUNG SUKU BULUNGAN DI KECAMATAN TANJUNG PALAS TENGAH: KAJIAN FOLKLOR |
---|---|
Pengarang | IRPAN ISTIAN - Personal Name |
No. Panggil | |
Subyek | upacara adat Biduk Bebandung, bentuk, fungsi, nila |
Bahasa | Indonesia |
Tempat Terbit | Universitas Mulawarman |
Tahun Terbit | 2017 |
Penerbit | |
Jurusan | Sastra Indonesia |
Lampiran Berkas | LOADING LIST... |
DIGITAL LIBRARY