Pengendalian mutu pada penjualan hasil pertanian yang dimaksudkan disini ialah bagaimana menjaga kualitas dengan membandingkan implementasi dan estimasi serta ditujukan untuk meminimalkan kerusakan dan biaya pengendalian mutu dari hasil pertanian di kemudian hari. Metode yang digunakan ialah metode observasi, yang mencatat kegiatan atau peristiwa yang terjadi saat penelitian dilakukan. Penyajian data dibagi berdasarkan lokasi pengambilan data dan jeniskomoditas untuk menghindari kesalahpahaman ketika penyajian data. Berdasarkanpenelitian dan hasil analisis yang ditemukan di lapangan bahwa pelaksanaan pengendalian mutu pada pengendalian mutu hasil pertanian di Muara Jawa, yaitu:1. komoditas karet, tidak ditemukan kerusakan dan hanya ada biaya untukmenjaga mutu (untuk pembelian karung), bukan untuk mengurangi kerusakan. 2.
Komoditas kelapa, sama seperti pada komoditas karet, hanya saja perbedaannyaialah biaya untuk menjaga mutu digunakan untuk pembayaran sewa mobil. 3.Komoditas padi, ditemukan hasil bahwa biaya pengendalian ideal sebesar Rp.79.939.295. Hasil ini jauh lebih besar dibandingkan total biaya pengendalian mutuaktual sebesar Rp. 14.400.000. Pada tingkat kerusakan aktual juga lebih kecildibanding kerusakan seharusnya, yaitu 641 kg berbanding dengan 22.627 kg. Dariketiga rincian tersebut, sesuai dengan teori Stevenson (2002) yangmembandingkan output aktual dengan sebuah standar, dan berlaku ketika outputtidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka ketiga komoditas inimenghasilkan nilai positif dimana bahkan dua diantaranya tidak mengalami kerusakan sama sekali.
Kata Kunci: pengendalian mutu, hasil pertanian