Tingginya aktivitas manusia di sekitar wilayah sungai Mahakam menyebabkan pula terjadinya pencemaran badan air. Pb dan Cu merupakan salah satu polutan yang mencemari badan air yang yang berbahaya bagi
kesehatan manusia dan lingkungan. Adanya cemaran Pb dan Cu merupakan salah satu faktor yang menurunkan kualitas air bersih sehingga perlu dilakukannya pengolahan air bersih salah satunya dengan pemberian karbon aktif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serbuk arang tebu terhadap penurunan kadar logam berat Pb dan Cu pada air sungai Mahakam. Penelitian ini menggunakan desain true eksperimen dengan bentuk pretestpostest dengan kelompok kontrol. Variabel bebas adalah waktu kontak (3 menit, 6 menit dan 9 menit) dan dosis adsorben (2,5 gr dan 7,5 gr). Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar logam Pb dan Cu. Sampel air diambil pada 3 titik sampling yaitu loa bakung, selili dan depan kantor gubernur Samarinda. Analisis pada penelitian ini menggunakan uji anova untuk mengetahui perbandingan penurunan kadar logam diantara kelompok waktu dan dosis adsroben. Kemudian untuk membandingkan variasi dosis adsorben yang lebih efektif menggunakan Uji T tidak berpasangan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh serbuk arang tebu terhadap penurunan kadar logam Pb dengan dosis 2,5 gr ( p=0,01) dan dosis 7,5 g (p=0,009) dan ada pengaruh serbuk arang tebu terhadap penurunan kadar logam Cu dengan dosis 2,5 gr (p= 0,027) dan tidak ada pengaruh pada dosis 7,5 gr (p=0,128). Kemudian tidak ada perbedaan nilai penurunan konsentrasi pada kedua logam antara variasi dosis 2,5 gr dan 7,5 gr yaitu Pb (p=0,0371) dan Cu (p=0,410).
Peneliti menyimpulkan bahwa ada pengaruh serbuk arang tebu dalam
menurunkan kadar logam Pb dengan variasi waktu kontak dan dosis.
Sedangkan pada logam Cu dengan dosis 2,5 ada pengaruh serbuk arang tebu
terhadap penurunan kadar logam dan tidak ada pengaruh serbuk arang tebu
terhadap penurunan logam Cu pada dosis 7,5gr. Disarankan agar dilakukan
penelitian lebih terhadap waktu kontak untuk mengetahui waktu jenuh karbon
tersebut agar proses adsorbsi optimum.