Teluk Lerong merupakan salah satu lokasi pompa intake PDAM, dengan jumlah 4 pompa intake. Pompa intake berproduksi selama 24 jam/hari, proses produksi dilakukan secara bergantian, ketika mesin pompa mengalami kerusakan, maka pompa selanjutnya yang digunakan. Hal ini meyebabkan produksi PDAM tidak efektif. Perawatan yang dilakukan pihak PDAM yaitu corrective maintenance, dimana perawatan dilakukan
setelah terjadinya kerusakan pada mesin, hal ini menyebabkan rendahnya kinerja mesin. Dalam hal ini, dibutuhkan metode perawatan yang tepat agar dapat memaksimalkan efektivitas mesin pada proses pengelolaan air. Tingkat pencapaian efektifitas maintenance yang dilaksanakan perusahaan saat ini dapat diketahui dengan melakukan pengukuran kuantitatif terhadap indikator performansi perusahaan. Melalui pengukuran ini diharapkan perusahaan dapat menentukan langkah-langkah perbaikan yang tepat guna memelihara kapabilitas mesin sehingga performansi dan keandalan mesin pompa intake dapat ditingkatkan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan Overall Equipment Effectiveness (OEE). OEE diformulasikan sebagai nilai fungsi dari tiga variabel, yaitu availability, performance, dan quality, dalam menentukan berbagai tipe losses produktivity (Six Big Losses), seperti breakdown, setup and adjustment, idling and minor stoppages,reduced speed, serta quality defect dan rework. Dari hasil perhitungan OEE pada tahun 2014 sebesar 47,77% dan tahun 2015 sebesar 31,95%. Hasil perhitungan OEE diketahui penyebab-penyebab rendahnya nilai OEE seperti manusia, metode material dan mesin, yang pada akhirnya merujuk pada pemecahan masalah dengan mengevaluasi beberapa alternatif solusi dengan memperbaiki kegiatan perawatan mesin.