Herifka Citra Sari, Sejarah Tentang Makna Tradisi Bekal Kubur Suku Dayak Kenyah (Studi Kasus Di Dusun Tanjung Manis Desa Long-Tesak Kec. Muara Ancalong Kab. Kutai Timur) (Di bawah bimbingan Dr. M. Jamil, S.Pd, M.Ap dan Dra. Hj. Wingkolatin, M.Si).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sejarah lahirnya tradisi bekal kubur suku Dayak Kenyah di Dusun Tanjung Manis dan mendeskripsikan makna yang terkandung dari barang-barang yang dijadikan bekal kubur pada tradisi bekal kubur suku Dayak Kenyah di Dusun Tanjung Manis.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, fokus penelitian yaitu sejarah lahirnya tradisi bekal kubur suku Dayak Kenyah di Dusun Tanjung Manis dan makna Barang-barang yang dijadikan bekal kubur suku Dayak Kenyah di Dusun Tanjung Manis. Sumber data primer dalam penelitian ini 1 orang kepala desa 1 orang pendeta 1 orang ketua adat dan 2 orang masyarakat Dayak Kenyah yang menjadi informan dalam rangka melengkapi data. Sedangkan untuk sumber sekunder didapatkan dari buku maupun arsip. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara sebagai teknik utama. Alat pendukung pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunkan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sejarah lahirnya tradisi bekal kubur Suku Dayak Kenyah merupakan warisan leluhur terdahulu yang belum mengenal agama yang pada saat itu kepercayaan mereka bernama Kaharingan yang percaya akan dewa-dewa dan roh roh, dan tradisi ini sendiri masih dilaksanakan hingga sekarang. Makna dari barang-barang yang dijadikan bekal kubur adalah untuk perjalanan yang sudah meninggal menuju kehidupan selanjutnya. Barang-barang yang dijadikan bekal kubur merupakan barang-barang pribadi milik yang meninggal. Untuk yang perempuan maka perbekalannya yang dibutuhkan seorang perempuan begitupun untuk yang laki-laki maka perbekalan kuburnya merupakan barang kebutuhan laki-laki.

Kata kunci: Tradisi, Bekal Kubur, Dayak Kenyah.