Nabila, Rizky. 2019. Analisis Deiksis dalam Jual Beli di Akun Facebook Bubuhan Samarinda. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman. Pembimbing I: Dr. H. Mursalim,M.Hum. Pembimbing II: Drs. M. Rusydi Ahmad, M.Hum.
Kata Kunci : deiksis deskriptif, facebook, Bubuhan Samarinda
Banyaknya anggota atau masyarakat Samarinda yang tergabung dalam komunitas jual beli di akun Facebook Bubuhan Samarinda dengan menggunakan bahasa nonformal mengakibatkan penggunaan deiksis persona, tempat, dan waktu yang rujukannya tidak jelas sehingga dapat membingungkan seseorang. Seperti, kata “situ” dapat dikelompokkan padadeiksis persona atau deiksis tempat tergantung konteks tuturan tersebut.
Penelitian ini memiliki tiga tujuan yakni mendeskripsikan bentuk, fungsi dan makna dari masing-masing deiksis yakni persona, tempat, dan waktu dalamjual beli di akun facebook Bubuhan Samarinda.
Jenis penelitian ini kualitatif dengan metode deskriptif. Metodedeskriptif yaitu gambaran suatu keadaan yang berlangsung tidak hanya menggumpulkan data saja tetapi sekaligus menganalisis, menafsirkan, dan menyimpulkan. Data dari penelitian ini bersumber dari percakapan jual beli di akun Facebook Bubuhan Samarinda dengan rentang waktu 1 s.d. 30 April 2019.
Berdasarkan analisis data ditemukan terdapat tiga jenis deiksis yaitudeiksis persona, tempat, dan waktu. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan deiksis di media sosial dengan deiksis lainnya yaitu deiksis yang hadir bukan hanya dari bahasa Indonesia saja melainkan adanya penambahan kosakata dari bahasa daerah dan ragam bahasa gaul.
Hal ini disebabkan anggota yang ada di dalam komunitas BubuhanSamarinda tidak ada batasan usia dalam menggunakan media sosial.Sehingga, penggunaan bahasa mayoritas berasal dari bahasa Indonesia,bahasa banjar, bahasa kutai, dan ragam bahasa gaul. Bahasa-bahasa tersebut menjadikan deiksis di media sosial memiliki ciri khas tersendiri.
Selain itu, khusus deiksis persona memiliki deiksis ganda hal ini disebabkan deiksis tersebut dapat masuk diantara tiga peran peserta, namun dapat dibedakan apabila melihat konteks percakapannya.