Dayang Rahma Yulianti Maulida. 2019. Analisis Semiotika pada Tarsul Kerajaan Kutai Kartanegara Karya Djumri Obeng. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman. Pembimbing I: Dr. Hj. Widyatmike Gede Mulawarman, M.Hum. Pembimbing II: Meita Setyawati, S.Sn.,MA
Kata Kunci : Semiotika, Pierce, Tarsul
Tarsul merupakan salah satu sastra lisan atau seni berbalas pantun yangberbentuk syair dari masyarakat Kutai, Kalimantan Timur. Tarsul adalahsebuah seni yang dapat dituturkan dan disebarkan secara lisan seperti syair. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui tanda dan makna tandadari syair-syair tarsul. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendukung gerakan revitalisasi bahasa dan sastra daerah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan menggunakan kajian semiotika yaitu menganalisis dan menentukan makna dari potongan bait dan kata kata yang mengandung makna konvensional bagi suku Kutai dari syairsyair yang terdapat dalam tarsul “Kerajaan Kutai Kartanegara” Karya Djumri Obeng. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ikon padapenelitian ini merupakan kata yang diambil dari gambar-gambar dan kalimat-kalimat pada bait syair tarsul yang bermajas metafora di antaranyaadalah gambar patung lembuswana, gambar ukiran motif khas Kalimantan, pauh dilayang, bintang, bulan sabit, buah delima, baju, cincin, arang, sutra, kapas, api, lautan, dan benang. Indeks pada penelitian ini adalah tanda yang didapatkan dari kalimat-kalimat yang berpola sebab akibat yang ditemukan pada potongan bait syair tarsul. Dan simbol pada penelitian ini adalah kata-kata yang mengandung makna konvensional bagi suku Kutai seperti Dewa, dupa, erau, naga, lembuswana, warna
kuning, besawai, angka tujuh, bememang, tepong tawar, dan tajau.