Upaya pemerintah untuk menghindari penyebaran dan penularan HIV dan AIDS belum tercapai secara maksimal, sehingga upaya pemerintah berlanjut pada SDG’S ( indicator sustainable Development Goals). Situasi HIV dan AIDS di Kalimantan Timur menunjukan peningkatan kasus dari tahun ke tahun, dengan kasus pertama pada tahun 1993, pada tahun 2000 enam kasus HIV, penemuan HIV pada tahun 2005 sebanyak 80 kasus HIV, pada tahun 2006 kemudian terjadi peningkatan penemuan yang cukup tinggi yaitu sebanyak 278 kasus. Secara kumulatif, jumlah kasus HIV dan AIDS pada tahun 2009 di Kalimantan Timur sudah mencapai 519 penginap HIV.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil peramalan jumlah penderita HIV
dan AIDS di Kalimantan Timur Mengunakan Metode ARIMA dan SARIMA. Jenis penelitian ini adalah Non-Reaktif yaitu jenis penelitan yang dikhususkan untuk data sekunder dan merupakan penelitian terapan ( applied research) karena menerapkan metode statistik yang sudah ada, dilakukan dengan metode peramalan kuantitatif.
Berdasarakan data Penderita HIV dan AIDS di Kalimantan Timur, mengunakan metode ARIMA data tersebut terindikasi pola musiman. Sehingga data penelitian ini tidak dapat mengunakan metode ARIMA. Sedengkan dengan metode SARIMA diperoleh model terbaik ( 2,0,2 ) (1,0,1)12 , yang dapat digunakan untuk meramalkan jumlah penderita HIV dan AIDS di Kalimantan Timur.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, jumlah penderita HIV dan AIDS di Kalimantan Timur terlihat fits mendekati data aktual yang artinya model peramalan yang digunakan telah cukup baik digunakan. Data hasil peramalan hampir menyerupai
data sebelumnya yang cenderung mengalami fluktuasi dalam 12 periode selanjutnya atau dari bulan Januari 2018 sampai Desember 2019.

Kata Kunci : ARIMA, SARIMA dan HIV AIDS